Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI ingin mengenalkan agama-agama di Indonesia di Bayt al-Qur’an & Museum Istiqlal (BQMI). Pengenalan ini akan ditampilkan melalui pameran temporer yang akan dilaksanakan di Gedung Museum Istiqlal yang merupakan bagian dari BQMI.
Kepala LPMQ, Muchlis M. Hanafi, dalam sambutannya saat rapat persiapan pameran temporer, Senin, (21/6/2021) di Depok menyampaikan bahwa penyelenggaraan Galeri Harmoni di Bayt al-Qur’an & Museum Istiqlal (BQMI) dilaksanakan dalam rangka mengenalkan kepada masyarakat berbagai agama yang ada di Indonesia dalam satu lokasi, Gedung Museum Istiqlal yang mengoleksi benda-benda artefak warisan budaya masyarakat Islam di Indonesia pada masa lalu.
“Kami ingin menghadirkan galeri harmoni di situ (Gedung Museum Istiqlal), dan diharapkan semua agama bisa kita perkenalkan. Upaya ini menunjukkan bahwa Islam yang hadir di Indonesia mampu berakulturasi dengan budaya dan agama lain sebagai bangsa. Sebagai warga negara kita sudah bersepakat untuk hidup Bersama, apa pun agamanya, apa pun pandangan agamanya. Nah, ini yang kita ingin sampaikan pesannya kepada publik melalui harmoni ini,” jelasnya.
Pengenalan agama-agama yang ada di Indonesia dalam satu lokasi ini diharapkan akan mengenalkan kepada masyarakat semua agama sehingga dengan mengenal diharapkan akan menambah wawasan dan rasa saling menghormati dan menghargai antar umat beragama. “Sekali lagi, dengan memperkenalkan agama-agama yang ada di Indonesia, keragaman yang ada (keragaman budaya, keragaman agama) kita berharap nanti para pengunjung museum bisa mendapatkan wawasan, bagaimana kita menghargai, bagaimana kita menghormati keyakinan agama yang lain. Itu sebenarnya pesan yang ingin kita sampaikan,” tuturnya.
Ia juga berharap, ke depan wawasan toleransi beragama akan dimiliki oleh generasi muda sejak dini sehingga kerukunan antar umat beragama yang sudah terjalin sejak dahulu akan terus terjaga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Kami berharap nanti dengan dibukanya galeri harmoni ini, yang berkunjung tidak hanya dari madrasah-madrasah, tetapi juga dari sekolah yang ada di bawah binaan bimas-bimas lain. Sehingga betul-betul terjadi dialog komunikasi antar umat beragama yang kita harapkan dapat mengembangkan wawasan atau toleransi di kalangan anak didik kita,” pungkasnya. (Ibnu Athoillah)
Bayt Al Qur an Museum Istiqlal BQMI yang dikelola oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI menyiapkan dan akan segera membuka galeri harmoni Dalam situasi pandemi saat ini berbagai persiapan tetap dilakukan guna mewujudkan galeri tersebut Koordinator Bidang Bayt Al Qur an dan Dokumentasi Liza Mahzumah menyampaikan bahwa galeri harmoni yang akan dilaksanakan mengambil tema Moderasi Beragama sesuai dengan salah satu program nasional dalam penguatan moderasi beragama Tujuan kegiatan ini adalah pertama untuk memperkuat moderasi beragama dalam rangka menjaga kerukunan umat beragama kedua mewujudkan galeri bersama antar umat beragama yang menarik dan edukatif serta memberikan pemahaman yang baik antar pemeluk agama ketiga menumbuhkan rasa saling menghargai antar pemeluk agama dan keempat meneguhkan nilai nilai persaudaraan sebangsa dan senegara jelasnya Ia juga menuturkan bahwa salah satu hal yang mendasari penyelenggaraan pameran galeri agama ini adalah menjalankan bagian dari tugas dan fungsi museum yaitu menyelenggarakan edukasi dan menyampaikan informasi Dua tugas tersebut merupakan tugas utama museum selain tugas dan fungsi menyelenggarakan konservasi Salah satu hal yang mendasari pendirian galeri agama adalah dalam rangka menghadirkan display atau pameran berbagai agama yang berkembang di Indonesia dalam rangka edutainment Dengan demikian diharapkan antar umat beragama saling mengenal agama yang satu dengan yang lain sehingga timbul rasa saling menghargai antar umat beragama tuturnya Dalam rapat persiapan yang diselenggarakan pada hari Senin 21 6 2021 di Depok turut hadir perwakilan perwakilan dari Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Ditjen Bimas Islam Ditjen Bimas Katolik Ditjen Bimas Kristen Ditjen Bimas Hindu Ditjen Bimas Budha Pusat Bimbingan dan Pendidikan Pusbindik Khonghucu dan perwakilan dari Pusat Kerukunan Umat Beragama PKUB Athoillah
Dalam rangka ulang tahun TMII ke 44 Bayt Al Qur an Museum Istiqlal BQMI Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an Kemenag RI mengikuti Pameran Bersama Museum se Indonesia di Sasana Kriya TMII 19 21 April 2019 Dalam pameran ini BQMI mengusung tema Perkembangan Seni Kaligrafi di Indonesia dari Klasik hingga Industri Kreatif Direktur TMII Bapak Tanri Bali Lamo menyempatkan berkunjung ke stand BQMI selepas membuka pameran Beliau sempat memesan tulisan nama kepada kaligrafer yang memeriahkan stan BQMI H Nur Kholis seorang kaligrafer nasional yang pernah menjuarai MTQ Nasional JQH 2012 Selain kaligrafi nama pengunjung juga bisa memesan kreasi kaligrafi vas bunga atau toples kaca yang dikreasikan oleh kaligrafer terbaik nasional 2014 Ibu Hj Ernawati S Pd I dari Bidang Pendidikan dan Pengajaran Lembaga Kaligrafi Al Qur an Lemka Beberapa koleksi BQMI yang dipamerkan dalam acara ini di antaranya manuskrip Al Qur an awal abad ke 19 dari Aceh cap kaligrafi Macan Ali kaligrafi ukir kayu peninggalan Pangeran Ratu bin Sultan Ratu Palembang tahun 1178 H 1764 M piring keramik yang berasal dari masa Dinasti Ming abad ke 17 dan beberapa koleksi kaligrafi kontemporer lainnya Kaligrafi merupakan syiar Islam tanpa membual ungkap Kurnia Agung Robiansyah Direktur Noqtah Art yang bergerak dalam industri kreatif Islamic art calligraphy and decoration Ayo kunjungi stan BQMI dan belajar kaligrafi bersama ahlinya dm
Bayt Al Qur an Museum Istiqlal BQMI mengenalkan Mushaf Al Qur an Standar Indonesia dan perbedaannya dengan Mushaf Al Qur an Madinah melalui kegiatan Halaqah Al Qur an dan Kebudayaan Islam kepada rombongan dari Rumah Tahfizh Al Muhajirin RTM Ciseureuh Purwakarta Jumat 11 5 2018 Khikmawati salah satu pentashih di Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI menjadi narasumber pada kegiatan tersebut menjelaskan bahwa memang terdapat perbedaan pada penulisan dan penggunaan tanda baca pada Mushaf Al Qura an Standar Indonesia dengan Mushaf Madinah Namun perbedaan ini menurutnya tidak bersifat krusial Perbedaan hanya pada tanda baca pelengkap saja jelasnya Dijelaskannya bahwa meskipun terdapat perbedaan tidak mempengaruhi praktik ilmu tajwid Secara bacaan orang yang menggunakan Mushaf Madinah dengan yang menggunakan Mushaf Standar Indonesia tetap sama Misalnya ada mad thobii mad jaiz ataupun mad wajib sama sama dibaca panjang sesuai aturannya Perbedaan pelengkap tanda baca sama sekali tidak membawa konsekuensi atau mengakibatkan perubahan dalam mempraktikkan hukum hukum ilmu tajwid dalam membaca kedua mushaf Namun pembaca dituntut untuk lebih jeli dalam memperhatikan tanda baca agar hukum tajwid bisa tetap dipraktikkan dengan baik paparnya Pada kegiatan yang sama Samiah yang juga salah satu pentashih pada sesi lainnya menjelaskan bahwa perbedaan tersebut sudah diketahui secara luas bagi kalangan ilmuwan Al Qur an Dalam hal ini ada 8 macam ilmu untuk mempelajarinya yaitu 1 Penulisan Rasm 2 Penulisan Harakat 3 Penulisan Tanda tanda Tajwid 4 Penulisan Alif Qatha dan Alif Wasal 5 Penulisan Hamzah 6 Nun Shilah 7 Sifir Bulatan dan 8 Tanda Waqaf Dengan mempelajari dan memahami ilmu ilmu tersebut seseorang tidak akan dengan mudah menyalahkan mushaf Al Qur an yang beredar Ataupun melarang penggunaan mushaf Al Qur an selain Mushaf Madinah katanya Untuk itu ia menghimbau kepada masyarakat jika ada berita peredaran Mushaf Al Qur an yang salah atau palsu tidak buru buru ikut menyebarkan informasi tersebut Jika mendapatkan berita seperti itu langkah yang perlu diambil adalah 1 Klarifikasi kebenaran berita 2 Tidak menyebarluaskan berita karena bisa jadi menimbulkan keresahan pada masyarakat dan 3 Melaporkan berita kepada Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ melalui http tashih kemenag go id Athoillah