Berita   Icon arrow right   Lomba Nasional Iluminansi Mushaf Al-Qur'an Tahun 2020
Lomba Nasional Iluminansi Mushaf Al-Qur'an Tahun 2020

Lomba Nasional Iluminansi Mushaf Al-Qur'an Tahun 2020

Ide awal pendirian Bayt Al-Qur'an muncul dari Dr. H. Tarmizi Taher pada tahun 1994 ketika ia menjabat sebagai Menteri Agama RI. Pada suatu ketika ia mendampingi Presiden H.M. Soeharto menerima hadiah sebuah Al-Qur'an besar dari Pondok Pesantren Al-Asy'ariyah, Kalibeber, Wonosobo, Jawa Tengah. Satu tahun kemudian, tepatnya pada 1995, pada peringatan 50 tahun kemerdekaan RI, Presiden meresmikan Mushaf Istiqlal yang telah selesai dikerjakan sejak tahun 1991. Mushaf Istiqlal merupakan sebuah mushaf ukuran besar yang ditulis dengan khat yang indah, dilengkapi dengan hiasan (iluminasi) dari ragam hias 27 provinsi di Indonesia. Pada waktu itulah tercetus ide untuk mendirikan Bayt Al-Qur'an (berarti “Rumah Al-Qur'an”) sebagai tempat untuk menghimpun, menyimpan, memelihara, dan memamerkan mushaf Al-Qur'an dari berbagai macam bentuk dan jenis, yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara. Ide ini kemudian langsung mendapat dukungan Ibu Tien Soeharto yang langsung mewakafkan tanah seluas satu hektar di kompleks Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, tepatnya di sebelah kanan pintu masuk utama TMII.


Setelah melalui tahapan perencanaan, gagasan untuk memperluas fungsi Bayt Al-Qur'an muncul terutama selepas penyelenggaraan Festival Istiqlal kedua pada tahun 1995. Pada penyelenggaraan festival tersebut telah banyak dihimpun benda-benda koleksi budaya Islam Nusantara yang pada saat itu belum terpikirkan akan ditempatkan di mana. Ide yang pada awalnya hanya untuk menghimpun naskah-naskah Al-Qur'an, kemudian diperluas untuk menghimpun, memamerkan, dan mengkaji sejarah serta budaya Islam Nusantara. Sejak saat itulah, timbul rencana untuk menggabungkan ide pendirian Bayt Al-Qur'an dengan pendirian Museum Istiqlal. 


Bayt Al-Qur'an dan Museum Istiqlal dimaksudkan untuk menjadi dua lembaga yang memiliki kesatuan utuh, dengan perannya masing-masing. Keduanya menyatu dalam upaya meningkatkan kecintaan, pemahaman, dan pengamalan Al-Qur'an. Melihat kedudukan dan fungsinya, Museum Istiqlal tidak dapat dipisahkan dari Bayt Al-Qur'an. Bayt Al-Qur'an menggambarkan fungsi Al-Qur'an sebagai petunjuk manusia, dan Museum Istiqlal merupakan perwujudan pelaksanaan petunjuk Allah dalam kehidupan dan budaya umat Islam Nusantara. Lebih dari sekadar tempat untuk menyimpan dan memamerkan  Al-Qur'an dari berbagai tempat di Indonesia, Bayt Al-Qur'an & Museum Istiqlal juga merupakan wadah kajian dan pengembangan ilmu yang berkaitan dengan Al-Qur'an dan budaya Islam.


Akhirnya pada tanggal 20 April 1997 Bayt Al-Qur'an & Museum Istiqlal diresmikan pembukaannya oleh Presiden RI H.M. Soeharto, sebagai tonggak perkembangan dan kebesaran Islam di Indonesia: menyiarkan kegemilangan dari masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.

BQMI MENGENALKAN MANUSKRIP AL-QUR’AN PADA PAMERAN DI GEDUNG DPR RI

Bayt Al Qur an Museum Istiqlal BQMI turut serta dalam pameran yang diselenggarakan oleh Museum DPR RI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di Gedung Nusantara II 19 21 Agustus 2019 Pameran bersama ini diikuti oleh museum yang ada di Jakarta maupun daerah lain dengan tema Museum untuk Kemajuan Informasi dan Peradaban Bangsa Pada pameran ini BQMI menyajikan materi tentang penyalinan Mushaf Al Qur an di Nusantara abad 17 19 dan menampilkan koleksi manuskrip Al Qur an yang dimiliki Di antaranya adalah manuskrip Al Qur an dengan corak khas Aceh Yogyakarta serta manuskrip Al Qur an yang berasal dari Kerinci Jambi dan Wonokromo Surabaya Peta sebaran manuskrip Al Qur an dan kepemilikannya ditampilkan dengan peta Indonesia dilengkapi dengan jumlah manuskrip yang ada Dengan begitu pengunjung dapat dengan mudah memahaminya untuk disandingkan dengan penyebaran agama Islam di Indonesia Tema manuskrip yang disajikan BQMI menarik pengunjung yang ingin mengetahui lebih banyak tentang peninggalan sejarah berupa manuskrip Al Qur an Banyak pengunjung yang kagum dengan manuskrip Al Qur an sertai iluminasinya bagaimana para ulama duhulu menulis Al Qur an dengan rapi disertai hiasan yang indah Generasi saat ini hanya mengenal mushaf Al Qur an cetak Hal lain yang dikenalkan BQMI kepada pengunjung adalah media atau bahan manuskrip Koleksi yang ditampilkan BQMI adalah 3 manuskrip dari media kertas Eropa dan 1 manuskrip dari dengan kertas dluwang Bahan kertas sudah banyak diketahui masyarakat umum baik yang lokal maupun impor Sedangkan dluwang adalah kertas asli Indonesia sejak zaman dahulu yang dibuat dari kulit kayu dengan proses panjang untuk menjadi bahan siap pakai Athok

Tujuh Teknik Menghafal Al-Qur’an 30 Juz

Jakarta Menghafal 30 juz Al Qur an banyak yang menganggap sulit dan berat Persepsi ini dilihat dari sisi perbedaan bahasa bagi orang yang tidak terbiasa dengan bahasa Arab dan banyaknya ayat yang memiliki kemiripan Namun hal ini bukan menjadi masalah bagi orang yang memiliki cita cita dan kesungguhan untuk menghafalnya Kepala Seksi Pengembangan dan Pengkajian Al Qur an H Bagus Purnomo MA menjelaskan hal tersebut ketika menjadi narasumber pada program edukasi yang diselenggarakan oleh Bayt Al Qur an Museum Istiqlal BQMI Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dengan nama kegiatan Halaqah Al Qur an dan Kebudayaan Islam Rabu 21 03 2018 Menurut Bagus menghafal Al Qur an tidak sesulit yang dibayangkan Biasanya orang merasa minder sebelum mencoba untuk menghafalnya sehingga tidak jadi menghafal Padahal orang yang paling banyak tadarus Al Qur an adalah orang yang hafal Al Qur an Bagaimana tidak Sejak proses menghafal saja dia sudah khatam beberapa kali ditambah selama si penghafal memperlancar dan menjaga hafalannya Subhanallah terangnya Ia memberikan beberapa teknik yang bisa dicoba ataupun digunakan untuk menghafal Al Qur an Pertama niat dan do a Kedua waktu khusus yaitu meluangkan waktu khusus untuk menghafal dan tadarus Al Qur an setiap harinya Ketiga mengulang ulang ayat yang akan dihafal Teknik berikutnya keempat adalah menandai ayat ayat yang mirip atau sama Kenapa kita tandai Ini untuk memudahkan kita mengingat Kelima tidak buru buru selesai atau khatam Menghafal itu yang penting istiqamah sampai tujuan dengan hasil yang bagus Jangan hanya hafal ternyata bacaannya belepotan Keenam menggunakan mushaf pojok Dengan mushaf pojok kita akan lebih mudah mengingat dan menandainya perhalaman jelasnya Yang terakhir menurut Bagus adalah tidak berganti ganti mushaf Al Qur an sehingga lebih mudah Apalagi jika sudah banyak menandai ayat ayat yang dihafalnya maka dengan tidak berganti Al Qur an bisa lebih mudah mengingat saat mengulang hafalannya pungkasnya Sumber https lajnah kemenag go id

LPMQ LUNCURKAN LOMBA KALIGRAFI BATIK NASIONAL 2021

Dalam rangka melestarikan tradisi dan budaya lokal di Indonesia Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI meluncurkan Lomba Kaligrafi Batik Nasional secara resmi pada Selasa 4 5 2021 di Gedung Bayt Al Qur an TMII Lomba ini dilaksakanakan selama 5 bulan untuk semua tahapannya Koordinator Bidang Bayt Al Qur an dan Dokumentasi Liza Mahzumah dalam laporannya menjelaskan bahwa lomba ini untuk melestarikan budaya lokal dan diharapkan menjadi pemantik perkembangan seni kaligrafi dan seni batik yang ada di Indonesia Lomba ini mencoba menawarkan teknik alternatif untuk memperkaya khazanah kaligrafi Islam Indonesia sekaligus memperteguh batik Indonesia sebagai identitas budaya tuturnya menjelaskan Menurut kepala LPMQ lomba ini merupakan upaya untuk mempertemukan budaya dan agama agar menjadi harmoni dan menghasilkan suatu karya yang luar biasa Dengan adanya lomba ini ia berharap nanti para seniman bisa berkreasi dengan memanfaatkan budaya lokal dalam hal ini batik dan kolaborasi dengan seniman kaligrafi Kami berharap bahwa dengan mempertemukan antara budaya lokal Nusantara dengan seni Islam ini mudah mudahan budaya lokal ini bisa dikenal lagi di dunia internasional terutama di kalangan negara Islam Mudah mudahan kita bisa memperkenalkan budaya Islam Indonesia ini ke luar negeri atau dunia Islam jelasnya Peluncuran lomba ini dilakukan melalui zoom meeting dan dihadiri para narasumber ahli kaligrafi seni kriya dan seni batik Begabung sebagai peserta dari berbagai kalangan seniman kaligrafi dan batik Melalui lomba ini diharapkan lahir hasil atau karya terbaik dari para seniman Total hadiah untuk juara yaitu sebesar Rp 65 000 000 Peserta atau masyarakat yang berminat bisa mengirimkan karyanya kepada LPMQ sejak diluncurkan secara resmi hingga batas waktu penerimaan karya tanggal 30 September 2021 Pengumuman pemenang akan dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2021 Terkait dengan informasi ketentuan karya pendaftaran pengiriman dan hal teknis lainnya selengkapnya bisa dilihat di pedoman juknis lomba yang sudah disediakan dan dapat diunduh pada menu pengumuman di laman website ini Ibnu Athoillah

img wa