Jakarta (15/05/2018) - Workshop dan pelatihan menulis kaligrafi Al-Quran digital 30 juz yang diselenggarakan oleh Bayt Al Quran & museum Istiqlal Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an diikuti oleh 40 master kaligrafer dari berbagai daerah. Peserta-peserta ini merupakan hasil seleksi dari sekitar 75 kaligrafer yang mendaftar. Menurut Saifuddin sebagai penanggungjawab kegiatan, perlu ada seleksi peserta karena untuk menulis Al-Qur'an 30 juz diperlukan kaligrafi yang bagus dan sesuai dengan kaidah.
Dalam sambutannya, Muhlis M. Hanafi selaku kepala LPMQ mengatakan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan hasil terobosan TIM IT LPMQ yang diketuai oleh Zarkasyi telah berhasil mengembangkan cara menghasilkan master tulisan Al-Qur'an 30 juz dengan cara yang simpel dan cepat. Sehingga akan membantu para master kaligrafer untuk menghasilkan karya tulisan 30 juz.
Berawal dari kunjungan TIM IT Mujamma' Malik Fahd Madinah tahun lalu yang memperkenalkan perkembangan IT dalam dunia penerbitan Al-Qur'an di Mujamma'. Pertemuan ini kemudian menginspirasi TIM IT LPMQ dalam mengembangkan pelayanan Al-Quran berbasis IT.
Para guru kaligrafi yang hadir kebanyakan merupakan perwakilan dari lembaga-lembaga kaligrafi di Indonesia, seperti LEMKA Ciputat dan Sukabumi, PSKQ Kudus, SYAKAL Jombang dan beberapa guru kaligrafi dari Sumatera dan Kalimantan. Lanjut Muhlis, melalui kegiatan ini diharapkan masing-masing kaligrafer bisa menghasilkan tulisan 30 juz serta mengembangkan di tempat masing-masing.
Untuk itu, TIM IT memberikan pendampingan secara online kepada semua peserta yang hadir hingga masing-masing dapat menuntaskan karyanya.
Di akhir sambutan, Muhlis memberikan motivasi agar berkarya sebaik-baiknya dan insyaallah tahun depan akan diperlombakan penulisan Al-Qur'an 30 juz di LPMQ. [Syaifuddin]
Seni Iluminasi Mushaf Al Qur an diprediksi akan terus mengalami perkembangan sesuai dengan zamannya Hal ini bisa dilihat dari karya peserta Lomba Nasional Iluminasi Mushaf Al Qur an yang diselenggarakan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Isep Misbah MA sang penulis Mushaf Al Qur an yang turut serta menjadi salah satu juri lomba menuturkan kegembiraannya ketika diberikan amanah untuk menilai karya peserta lomba Menurutnya lomba ini di luar ekspektasinya di tengah masa pandemi virus Covid 19 Saya kira ghirah nya agak sedikit berkurang rupanya tidak Jumlah 146 peserta ini sangat luar biasa Bahwa ini sangat patut kita syukuri sebagai aset terbesar bangsa Indonesia khususnya karena secara perlahan dan pasti hiasan mushaf atau iluminasi itu akan terus berkembang tentu dengan aset kekayaan di Indonesia yang sangat kaya raya dan menjadi modal utama katanya Selasa 10 10 2020 Dengan diselenggarakannya lomba ini ia yakin karya peserta akan meningkat kualitasnya hingga tercapai apa yang diinginkan Dalam hal ini secara garis besar karya karya memang sangat kreatif sangat kaya Dari masing masing peserta mengeluarkan kearifan lokal kekayaan ornamen floral dari daerah masing masing Dan bahkan tidak hanya satu saja tetapi dikombinasi dengan yang lain misalnya bagaimana yang Melayu dikombinasi dengan Papua atau ada lampungnya nya yang menjadi kekayaan karya itu sendiri jelasnya Menurutnya di era globalisasi ini memang para khattat atau aktivis iluminasi Mushaf Al Qur an ditantang Artinya mereka dituntut untuk mampu tidak hanya memainkan ornamen dengan olahan hand made buatan tangan atau manual tetapi juga dituntut untuk mampu mengolah secara digital Setiap individu perlu ditingkatkan kemampuan penguasaan teknologinya sehingga bisa menjawab tuntutan zaman Di sisi lain yang perlu saya sampaikan yaitu penguatan dari wawasan tentang ragam ornamen hias juga harus dibuka pesannya Selain itu ia juga berharap kepada LPMQ untuk kegiatan lomba seperti yang diselenggarakan tahun ini terus diadakan di tahun mendatang agar menjadi arah para seniman Mushaf Al Qur an Kedepannya kita berharap dari LPMQ terus mengawal dan mendampingi kawan kawan yang mendalami seni mushaf secara otodidak ini agar mereka betul betul terarah layaknya mereka yang di sisi akademis tutupnya Athok
Bayt Al Qur an Museum Istiqlal BQMI dalam pameran yang diselenggarakan oleh Museum DPR RI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di Gedung Nusantara II 19 21 Agustus 2019 menyajikan informasi hasil penelitian yang dilakukan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI tahun 2011 2015 Materi ini disajikan agar pengunjung para pegawai yang ada di lingkungan DPR RI dan utamanya adalah para wakil rakyat yang memiliki otoritas kebijakan agar mengetahui urgensi museum yang bertugas mengumpulkan merawat menyelamatkan dan menginformasikan benda purbakala peninggalan masa lalu Berikut temuan di lapangan pada penelitian tersebut yaitu 1 Di antara negara negara di Asia Tenggara Indonesia memiliki peninggalan manuskriup Al Qur an yang paling banyak Data sementara diperoleh informasi sebanyak 1087 mushaf baik yang berada di luar negeri maupun di dalam negeri 2 Masih sangat banyak manuskrip Al Qur an yang hingga saat ini disimpan oleh masyarakat Sebagian besar tidak mengetahui cara penyimpanan dan perawatannya sehingga kondisi manuskrip banyak yang tidak terawat dan hancur 3 Ditemukan sangat banyak kasus penjualan manuskrip Al Qur an ke luat negeri salah satu contoh di Aceh saat ini tercatat lebih dari 750 manuskrip Al Qur an dijual ke luar negeri dan4 Iluminasi ragam hias di berbagai daerah dan mempunyai kekhasan masing masing Oleh karena itulah LPMQ sebagai pengelola BQMI merekomendasikan 1 Perlunya penyelamatan manuskrip manuskrip Al Qur an kuno yang masih ada di tangan masyarakat oleh para pemangku kebijakan 2 Pembinaan secara khusus kepada para pemilik tentang bagaimana cara penyimpanan serta perawatan manuskrip Al Qur an kuno 3 Bantuan pendanaan kepada masyarakat pemilik manuskrip untuk biaya perawatan 4 Perlunya mengkaji lebih jauh khazanah manuskrip Al Qur an Nusantara dari berbagai aspeknya dan5 Bayt Al Qur an Museum Istiqlal sebagai salah satu institusi pemerintah yang mempunyai tugas dan fungsi pengumpulan perawatan serta edukasi terkait Al Qur an agar meningkatkan peranannya dalam rangka penyelamatan serta pembinaan kepada masyarakat terkait khazanah manuskrip Al Qur an kuno Nusantara Athok
Selasa 26 November 2019 stan pameran BQMI diisi dengan Game Fahmil Qur an sebuah kegiatan seperti lomba cerdas cermat seputar Al Qur an namun dikemas dalam bentuk permainan berbasis Android Kegiatan ini diikuti siswa sekolah dari tingkat Tsanawiyah dan Aliyah Tiap tim terdiri atas tiga anak dengan modal satu hp yang memiliki kuota internet yang cukup dan bagus Bergabung dengan kahoot com tiap tim menyimak pertanyaan demi pertanyaan di layar yang telah dibuat dan disiapkan Tim BQMI Pertanyaan ini ditampilkan pada layar LCD dan tim peserta akan memilih jawaban dari hp yang dibawa masing masing Edukasi dengan sistem seperti ini memiliki kelebihan di antaranya menjadikan edukasi lebih menyenangkan meminimalisasi perangkat atau peralatan yang bisanya digunakan dalam kegiatan seperti cerdas cermat meminimalisasi tim panitia dan mempercepat proses penilaian masing masing tim serta mengefisiensi waktu Kekurangannya misalnya ketidakstabilan paket data atau internet akan menjadi salah satu kendala perolehan nilai masing masing tim Namun demikian semangat dan antusiasme peserta maupun para suporter menjadikan permainan tetap seru Tim BQMI menyiapkan hadiah berupa trofi sertifikat produk LPMQ dan suvenir Dari tingkat Tsanawiyah juara 1 dimenangkan tim dari Madrasah Tsnawaiyah 2 Babakan dan Madrasah Tunas Cendekia membawa trofi kedua dan ketiga Sementara untuk tingkat Aliyah juara 1 dan 3 dimenangkan oleh tim dari MAN 2 Babakan dan Madrasah Aliyah Tunas Cendekia membawa pulang trofi juara 2 Belajar sambil bermain menjadi salah satu harapan BQMI dalam tiap edukasi yang dilaksanakan Semoga bermanfaat Hik