Selasa, 26 November 2019 stan pameran BQMI diisi dengan Game Fahmil Qur’an, sebuah kegiatan seperti lomba cerdas cermat seputar Al-Qur’an, namun dikemas dalam bentuk permainan berbasis Android. Kegiatan ini diikuti siswa sekolah dari tingkat Tsanawiyah dan Aliyah.
Tiap tim terdiri atas tiga anak dengan modal satu hp yang memiliki kuota internet yang cukup dan bagus. Bergabung dengan kahoot.com, tiap tim menyimak pertanyaan demi pertanyaan di layar yang telah dibuat dan disiapkan Tim BQMI. Pertanyaan ini ditampilkan pada layar LCD, dan tim peserta akan memilih jawaban dari hp yang dibawa masing-masing.
Edukasi dengan sistem seperti ini memiliki kelebihan, di antaranya menjadikan edukasi lebih menyenangkan, meminimalisasi perangkat atau peralatan yang bisanya digunakan dalam kegiatan seperti cerdas cermat, meminimalisasi tim panitia, dan mempercepat proses penilaian masing-masing tim, serta mengefisiensi waktu. Kekurangannya, misalnya ketidakstabilan paket data atau internet akan menjadi salah satu kendala perolehan nilai masing-masing tim. Namun demikian, semangat dan antusiasme peserta maupun para suporter menjadikan permainan tetap seru.
Tim BQMI menyiapkan hadiah berupa trofi, sertifikat, produk LPMQ, dan suvenir. Dari tingkat Tsanawiyah, juara 1 dimenangkan tim dari Madrasah Tsnawaiyah 2 Babakan, dan Madrasah Tunas Cendekia membawa trofi kedua dan ketiga. Sementara untuk tingkat Aliyah, juara 1 dan 3 dimenangkan oleh tim dari MAN 2 Babakan, dan Madrasah Aliyah Tunas Cendekia membawa pulang trofi juara 2. Belajar sambil bermain menjadi salah satu harapan BQMI dalam tiap edukasi yang dilaksanakan. Semoga bermanfaat. (Hik)
Jakarta Menghafal 30 juz Al Qur an banyak yang menganggap sulit dan berat Persepsi ini dilihat dari sisi perbedaan bahasa bagi orang yang tidak terbiasa dengan bahasa Arab dan banyaknya ayat yang memiliki kemiripan Namun hal ini bukan menjadi masalah bagi orang yang memiliki cita cita dan kesungguhan untuk menghafalnya Kepala Seksi Pengembangan dan Pengkajian Al Qur an H Bagus Purnomo MA menjelaskan hal tersebut ketika menjadi narasumber pada program edukasi yang diselenggarakan oleh Bayt Al Qur an Museum Istiqlal BQMI Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dengan nama kegiatan Halaqah Al Qur an dan Kebudayaan Islam Rabu 21 03 2018 Menurut Bagus menghafal Al Qur an tidak sesulit yang dibayangkan Biasanya orang merasa minder sebelum mencoba untuk menghafalnya sehingga tidak jadi menghafal Padahal orang yang paling banyak tadarus Al Qur an adalah orang yang hafal Al Qur an Bagaimana tidak Sejak proses menghafal saja dia sudah khatam beberapa kali ditambah selama si penghafal memperlancar dan menjaga hafalannya Subhanallah terangnya Ia memberikan beberapa teknik yang bisa dicoba ataupun digunakan untuk menghafal Al Qur an Pertama niat dan do a Kedua waktu khusus yaitu meluangkan waktu khusus untuk menghafal dan tadarus Al Qur an setiap harinya Ketiga mengulang ulang ayat yang akan dihafal Teknik berikutnya keempat adalah menandai ayat ayat yang mirip atau sama Kenapa kita tandai Ini untuk memudahkan kita mengingat Kelima tidak buru buru selesai atau khatam Menghafal itu yang penting istiqamah sampai tujuan dengan hasil yang bagus Jangan hanya hafal ternyata bacaannya belepotan Keenam menggunakan mushaf pojok Dengan mushaf pojok kita akan lebih mudah mengingat dan menandainya perhalaman jelasnya Yang terakhir menurut Bagus adalah tidak berganti ganti mushaf Al Qur an sehingga lebih mudah Apalagi jika sudah banyak menandai ayat ayat yang dihafalnya maka dengan tidak berganti Al Qur an bisa lebih mudah mengingat saat mengulang hafalannya pungkasnya Sumber https lajnah kemenag go id
Penyelenggaraan Lomba Nasional Iluminasi Mushaf Al Qur an oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama memang berbeda dengan Musabaqah Tilawatil Qur an MTQ Meskipun sama sama membuat iluminasi Mushaf Al Qur an tetapi metode yang digunakan peserta berbeda Dr Ali Akbar peneliti bidang manuskrip dan iluminasi Mushaf Al Qur an di LPMQ menuturkan Lomba yang diselenggarakan tahun ini setidaknya menjadi kabar gembira bagi para khattat ataupun kaligrafer khususnya bidang seni iluminasi Dalam lomba ini kita senang sekali karena pesan kita di pedoman bisa ditangkap oleh para peserta Memang ada beberapa peserta yang kurang memahami tetapi secara umum pesan kita nyampai Mereka membuat karya seperti yang kita harapkan terutama mencirikan Indonesia Pada lomba ini memang berbeda dengan di MTQ yang mungkin mengutamakan keindahannya tuturnya usai menilai karya peserta lomba Selasa 10 10 2020 Menurutnya yang paling penting adalah penggalian budaya Indonesia yang sangat kaya Indonesia memiliki banyak etnis dari segi keragaman hias dan motifnya Pembangunan identitas di era global harus terus dipertahankan untuk terus bersaing Kita perlu membuat identitas Perlu ada yang kita pertahankan Dan itu seni ragam hias dan motif menjadi identitas kita untuk bersaing di tingkat global Kita harus menguasai itu kalau tidak ya kita tidak akan punya apa apa yang bisa kita dibanggakan di tingkat global tegasnya Selain itu seni iluminasi Mushaf Al Qur an ini merupakan bagian dari tradisi yang sudah ada di Nusantara sejak zaman dahulu Hal ini bisa dilihat dari banyaknya manuskrip Al Qur an yang dihias dengan indah terutama yang ditulis di lingkungan kesultanan Pada dasarnya kita melanjutkan apa yang sudah dimulai oleh nenek moyang kita karena seni iluminasi Mushaf Al Qur an pernah menjadi tradisi sultan sultan di Nusantara Semua kesultanan di Nusantara itu menyalin Al Qur an dan menjadi pusat penyalinan mushaf Al Qur an pada zamannya Mushaf Al Qur an yang disalin oleh kesultanan kesultanan itu dihias dengan sangat indah baik dari segi iluminasinya dengan ciri khas lokal dan juga kaligrafinya sangat istimewa Sebenarnya tidak hanya Mushaf Al Qur an saja tetapi juga naskah naskah keagamaan Nah itu saya kira cara kita untuk menghidupkan kembali tradisi yang sudah kita warisi pungkasnya Athok
Pemerintah Uzbekistan melalui Kementerian Pariwisata mengundang delegasi BQMI untuk membahas kerjasama dalam bidang wisata religi dan budaya Selain BQMI diundang juga keluarga Sahid Group yang berencana akan berinvestasi dalam bidang perhotelan dan pendidikan pariwisata Dalam pertemuan antara Menteri Pariwisata Abdulaziz Akkulov dengan dua delegasi Indonesia Akkulov mengatakan pemerintah Uzbekistan saat ini sedang gencar mengembangkan budaya dan pariwisata Hubungan antara Indonesia dan Uzbekistan sudah terjalin sejak lama ditandai dengan peran Presiden Soekarno dalam penyelamatan situs Makam Imam Bukhari di Samarkhan Keseriusan ini ditandai dengan pembebasan Visa untuk wisatawan Indonesia dan saat ini sedang mempersiapkan penerbangan langsung Jakarta Samarkhan Undangan ini merupakan tindak lanjut dari 3 pertemuan sebelumnya yang dihadiri Dubes Uzbekistan ke BQMI Beberapa poin yang disepakati dalam pertemuan ini Kementerian Pariwisata dan Muftiyat Uzbekistan akan bersama sama membuat Uzbekistan Corner di BQMI Materi yang akan dipamerkan di antaranya replika Mushaf Usman bin Affan beberapa replika koleksi peninggalan Ibnu Sina replika bangunan bersejarah replika bangunan makam makam para Ulama dan foto foto tempat bersejarah tutur Saifuddin kepala seksi koleksi dan pameran selaku perwakilan BQMI Selain itu pemerintah Uzbekistan juga menanyakan adanya kabar beberapa makam tokoh penyebar Islam generasi awal di Jawa seperti Makam Syekh Samarqondi Asmoroqondi Syekh Jumadil Kubro dan Maulana Malik Ibrahim Akulov berharap kedepan agar diteliti lebih lanjut asal usul para tokoh ini serta peranannya dalam Islamisasi di Indonesia terutama Pulau Jawa lanjut Saifuddin Syaifuddin