Bagi pemandu, pertanyaan yang sering muncul adalah bagaimana menjadi pemandu yang baik. Hal ini sering muncul karena ia bertanggungjawab secara moral kepada pengunjung di museum. Dengan kemampuan yang baik, pemandu bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal (BQMI) Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an di ruang audio visual Bayt Al-Qur’an, Asep Kambali, pendiri sekaligus Presiden Komunitas Historia Indonesia (KHI) memberikan tips kepada para pemandu di BQMI.
Asep menuturkan, pengertian dasar yang harus dipahami pemandu adalah bisa membedakan definisi pemandu, pemanduan, dan panduan. Pemandu adalah orang yang memandu atau mengarahkan; Pemanduan adalah kegiatannya sedangkan panduan adalah modul atau barangnya. “Selanjutnya, kemampuan dasar yang dibutuhkan seorang pemandu yaitu: pertama, berani berbicara di depan publik; kedua, menguasai materi yang akan disampaikan; ketiga, memperhatikan penampilan; keempat, melatih kepribadian (emosi, cara bersikap); dan kelima, menguasai beberapa bahasa lokal atau asing,” paparnya. Selanjutnya, Asep menjelaskan tahapan memandu sebagai berikut:
Selain itu, yang sangat penting dikuasai pemandu adalah cara menangani komplain dari pengunjung dengan cara:
Jumat 08 01 Bayt Al Qur an dan Museum Istiqlal BQMI menerima rombongan pengunjung pengurus PCNU Kab Lahat Sumatera Selatan Rombongan yang berjumlah 30 orang tersebut sampai di BQMI pukul 09 30 WIB Setibanya di BQMI mereka disambut oleh petugas museum dan langsung diajak berkeliling Museum Istiqlal yang letaknya di belakang Bayt Al Qur an Tidak seperti tamu tamu lain yang berkenjung ke BQMI yang memulai destinasi kunjungan dari pintu depan atau pintu Bayt Al Qur an Hal itu disebabkan karena waktu kunjungan bertepatan dengan hari Jumat di mana selasar depan Bayt Al Qur an dipakai untuk ibadah salat Seperti disampaikan petugas pemanduan museum Hikmawati Tamu tamu yang berkunjung di hari Jumat kita arahkan menuju Museum Istiqlal terlebih dahulu Setelah itu mereka bisa melihat lihat koleksi Bayt Al Qur an melalui pintu belakang Karena selasar depan Bayt Al Qur an sudah dibersihkan untuk ibadah salat Jumat jelas Hikmah Menurut ketua rombongan PCNU Kab Lahat KH Husnuddin Karim al Hafiz kegiatan seperti ini dilakukan setiap 2 tahun sekali Tujuannya selain untuk bersilaturahmi dengan jajaran pengurus PBNU ziarah ke makam makam auliya di Jakarta juga untuk menambah wawasan pengurus dengan mengunjungi BQMI Pada kujungan kali ini kita ajak pengurus PCNU Lahat untuk mengenal khazanah kebudayaan Islam di Nusantara melalui benda benda koleksi yang ada di Bayt Al Qur an dan Museum Istiqlal jelas Husnuddin yang juga menjabat sebagai Rais Syuriah PCNU Kab Lahat Selesai berkeliling melihat lihat benda pamer koleksi Museum Istiqlal rombongan diajak berkeliling di Bayt Al Qur an Masuk dari pintu belakang pandangan ketua rombongan langsung tertuju pada vitrin yang berisi Mushaf Pusaka Mushaf Pusaka ini adalah maskot BQMI Salah satu koleksi yang menyimpan sejarah besar bagi umat Islam Indonesia karena ini adalah mushaf resmi negara yang pertama kali ditulis dengan tangan setelah kemerdekaan RI Penulisannya diprakarsai Presiden Pertama RI Ir Soekarno Peresmian penulisan mushaf ini ditandai dengan penulisan huruf ba huruf pertama Basmalah oleh Bung Karno dan diakhiri dengan penulisan huruf mim huruf terakhir pada Basmalah oleh Bung Hatta terang pemandu museum yang sedari awal mendampingi ketua rombongan bp
Bayt Al Qur an Museum Istiqlal BQMI hadir di Serang menampilkan Mushaf Al Qur an berbagai masa dan tampilan Pameran dilaksanakn atas kerja sama BQMI dengan Perguruan Mathla ul Anwar Kepuh Cinangka Serang Banten 7 koleksi Mushaf Al Qur an yang ditampilkan pada pameran ini adalah mushaf yang memiliki ciri khusus atau berbeda dengan yang lainnya Repro Mushaf Masyhad Hussain yaitu mushaf yang ditulis pada masa Khalifah Utsman bin Affan Meskipun bukan aslinya mushaf ini diharapkan menambah wawasan pengunjung bahwa pada masa awal Islam tulisan Arab tidak seperti yang dilihat pada Mushaf Al Qur an yang beredar luas saat ini karena perbedaan antar huruf harakat dan lainnya masih belum ada Mushaf Al Qur an Braille Standar Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama RI Mushaf ini penulisannya sesuai dengan Mushaf Standar Braille di Indonesia dan menarik sejumlah pengunjung untuk mencobanya Manuskrip Mushaf Al Qur an Aceh Manuskrip ini ditampilkan untuk menunjukkan bahwa para pendahulu umat Islam di Indonesia sudah memiliki tradisi menulis Mushaf Al Qur an untuk digunakan sehari hari Mushaf Kuno kunoan Mushaf Al Qur an ini ditampilkan dengan disandingkan Manuskrip Al Qur an Aceh Tujuannya adalah agar pengunjung bisa membedakan mana yang asli kuno berusia lebih dari seratus tahun dengan mushaf seperti kuno yang dibuat pada tahun belakangan Mushaf Istiqlal Masterpiece BQMI ini tidak kalah menarik dari mushaf kuno karena tampilannya yang sangat mencolok perbedaanya dengan mushaf yang beredar pada umumnya yaitu terdapat iluminasi yang indah dengan format penulisan rata tengah Mushaf Stambul Mushaf unik berukuran mini yang diproduksi dengan metode cetak ini banyak beredar di masyarakat dan menimbulkan rasa penasaran para pengunjung Terakhir adalah Mushaf Al Qur an Maghribi Mushaf ini turut melengkapi meja display pameran BQMI Mushaf yang digunakan oleh umat Islam wilayah Barat ini dihadirkan agar pengunjung memahami bahwa memang ada perbedaan karakter huruf dan lainnya pada Mushaf Al Qur an di seluruh dunia Perbedaan ini bukan asal berbeda namun sudah sesuai dengan sanad keilmuan baik riwayat bacaan maupun tulisan Tujuh mushaf itulah yang dibawa tim pameran BQMI untuk lebih mengenalkan museum BQMI maupun wawasan keal Qur anan Pameran dilaksanakan selama 2 hari 18 19 Juni 2022 di halaman komplek Perguruan Mathla ul Anwar Kepuh Serang bersamaan dengan acara Ihtifal dan Milad ke 104 Ath
Jakarta Menghafal 30 juz Al Qur an banyak yang menganggap sulit dan berat Persepsi ini dilihat dari sisi perbedaan bahasa bagi orang yang tidak terbiasa dengan bahasa Arab dan banyaknya ayat yang memiliki kemiripan Namun hal ini bukan menjadi masalah bagi orang yang memiliki cita cita dan kesungguhan untuk menghafalnya Kepala Seksi Pengembangan dan Pengkajian Al Qur an H Bagus Purnomo MA menjelaskan hal tersebut ketika menjadi narasumber pada program edukasi yang diselenggarakan oleh Bayt Al Qur an Museum Istiqlal BQMI Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI dengan nama kegiatan Halaqah Al Qur an dan Kebudayaan Islam Rabu 21 03 2018 Menurut Bagus menghafal Al Qur an tidak sesulit yang dibayangkan Biasanya orang merasa minder sebelum mencoba untuk menghafalnya sehingga tidak jadi menghafal Padahal orang yang paling banyak tadarus Al Qur an adalah orang yang hafal Al Qur an Bagaimana tidak Sejak proses menghafal saja dia sudah khatam beberapa kali ditambah selama si penghafal memperlancar dan menjaga hafalannya Subhanallah terangnya Ia memberikan beberapa teknik yang bisa dicoba ataupun digunakan untuk menghafal Al Qur an Pertama niat dan do a Kedua waktu khusus yaitu meluangkan waktu khusus untuk menghafal dan tadarus Al Qur an setiap harinya Ketiga mengulang ulang ayat yang akan dihafal Teknik berikutnya keempat adalah menandai ayat ayat yang mirip atau sama Kenapa kita tandai Ini untuk memudahkan kita mengingat Kelima tidak buru buru selesai atau khatam Menghafal itu yang penting istiqamah sampai tujuan dengan hasil yang bagus Jangan hanya hafal ternyata bacaannya belepotan Keenam menggunakan mushaf pojok Dengan mushaf pojok kita akan lebih mudah mengingat dan menandainya perhalaman jelasnya Yang terakhir menurut Bagus adalah tidak berganti ganti mushaf Al Qur an sehingga lebih mudah Apalagi jika sudah banyak menandai ayat ayat yang dihafalnya maka dengan tidak berganti Al Qur an bisa lebih mudah mengingat saat mengulang hafalannya pungkasnya Sumber https lajnah kemenag go id