Berita   Icon arrow right   KIAT MENJADI PEMANDU YANG BAIK
KIAT MENJADI PEMANDU YANG BAIK

KIAT MENJADI PEMANDU YANG BAIK

Bagi pemandu, pertanyaan yang sering muncul adalah bagaimana menjadi pemandu yang baik. Hal ini sering muncul karena ia bertanggungjawab secara moral kepada pengunjung di museum. Dengan kemampuan yang baik, pemandu bisa memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan oleh Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal (BQMI) Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an di ruang audio visual Bayt Al-Qur’an, Asep Kambali, pendiri sekaligus Presiden Komunitas Historia Indonesia (KHI) memberikan tips kepada para pemandu di BQMI.

Asep menuturkan, pengertian dasar yang harus dipahami pemandu adalah bisa membedakan definisi pemandu, pemanduan, dan panduan. Pemandu adalah orang yang memandu atau mengarahkan; Pemanduan adalah kegiatannya sedangkan panduan adalah modul atau barangnya. “Selanjutnya, kemampuan dasar yang dibutuhkan seorang pemandu yaitu: pertama, berani berbicara di depan publik; kedua, menguasai materi yang akan disampaikan; ketiga, memperhatikan penampilan; keempat, melatih kepribadian (emosi, cara bersikap); dan kelima, menguasai beberapa bahasa lokal atau asing,” paparnya. Selanjutnya, Asep menjelaskan tahapan memandu sebagai berikut:

  1. Salam pembukaan/opening;
  2. Memperkenalkan diri, institusi dan tim yang terlibat/introducing;
  3. Menjelaskan itinerary, lama kegiatan dan jarak tempuh/itinerary;
  4. Menjelaskan do’s and dont’s/rule of the tour;
  5. Memberikan informasi dan membahas materi sesuai obyek yang dilihat dan dikunjungi/explanation;
  6. Diskusi dan tanya jawab/Q&A;
  7. Evaluasi perjalanan/summary;
  8. Permohonan maaf (khusus wisatawan Indonesia)/appology;
  9. Himbauan untuk memberikan penilaian via sosmed/tripadvisor/testimony; dan
  10. Salam penutup dan ajakan bergabung/berkunjung di agenda berikutnya.

Selain itu, yang sangat penting dikuasai pemandu adalah cara menangani komplain dari pengunjung dengan cara:

  1. Mendengarkan dengan saksama dan menunggu hingga komplain selesai disampaikan. Ulangi apa yang disampaikannya sebagai tanda kita mendengarkan mereka;
  2. Ajukan pertanyaan untuk menambah perspektif masalah yang disampaikan. Jangan langsung menyimpulkan;
  3. Menempatkan diri pada posisi mereka, karena dengan itu kita akan dilihat berempati terhadapnya;
  4. Minta maaf dan jangan menyalahkan siapa pun;
  5. Menanyakan, “Solusi apa yang akan diterima/diinginkan oleh anda?”; dan
  6. Pecahkan/selesaikan masalahnya, atau cari seseorang yang dapat menyelesaikannya dengan cepat. (Athok)

MENAMPILKAN PERKEMBANGAN AKSARA ARAB DI PAMERAN KESEJARAHAN

Teks Mushaf Al Qur an yang dibaca oleh seluruh umat Islam saat ini merupakan hasil dari ijtihad para sahabat dan tabi in dalam kurun waktu yang sangat panjang Ketika Al Qur an diwahyukan oleh Allah melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw tidak berupa teks Proses panjang ini dihadirkan oleh Bayt Al Qur an Museum Istiqlal BQMI dalam pameran kesejarahan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah 19 23 September 2019 di Gedung Wiworo Wiji Pinilih Kota Magelang Pada pameran tersebut BQMI menghadirkan Pameran Perkembangan Aksara Arab dari zaman Nabi saw hingga di Indonesia yang mencakup 1 Penulisan Mushaf Al Qur an Masa Khulafa urrasyidin 2 Penyalinan Mushaf Al Qur an Masa Bani Umayyah 661 750 M 3 Perkembangan penyalinan Mushaf Al Qur an dengan Tanda Baca Lengkap pada Masa Dinasti Abbasiyah 750 1258 M 4 Perkembangan penyalinan Mushaf Al Qur an dengan Hiasan Iluminasi pada Masa Dinasti Mamluk 1250 1517 M dan5 Penyalinan Mushaf Al Qur an di NusantaraDengan materi yang disajikan tersebut BQMI berharap pengunjung stan pameran akan mendapatkan tambahan wawasan Selain materi yang tersaji pengunjung dapat bertanya kepada pemandu pameran dan melihat melalui komputer yang disediakan dengan materi interaktif Selain itu dibagikan pula katalog pameran berjudul Penyalinan Mushaf Al Qur an dari Masa Nabi Muhammad saw hingga di Nusantara Dalam katalog tersebut disajikan contoh aksara Arab zaman awal Islam hingga sekarang dilengkapi sejumlah ilustrasi

PRINSIP DASAR PEMANDU: ‘MOTION CREATE EMOTION’

Jakarta Bayt Al Qur an Museum Istiqlal BQMI Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an menyelenggarakan pelatihan belajar menjadi seorang pembicara di depan publik untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pengunjung Pelatihan ini diselenggarakan khususnya untuk para pemandu di BQMI di Gedung Bayt Al Qur an TMII Senin 24 2 2020 Hadir sebagai narasumber Ahmad Pranggono Direktur STIFIn Bandung Barat yang sudah terkenal dalam dunia pelatihan menjadi public speaker Dalam paparannya prinsip dasar yang harus dipahami adalah Motion Create Emotion Artinya gerak kita akan menghadirkan emosi tertentu Contohnya adalah cara orang berjalan bisa menunjukkan situasi emosinya Kalau orang berjalan dengan menunduk dan muka muram kemungkinan besar ia sedang gundah sedangkan orang yang berjalan dengan gaya lepas dan sambil bersiul menunjukkan dia sedang senang jelasnya Selanjutnya ia mengungkapkan bahwa public speaker harus selalu dalam keadaan kuda kuda sebagaimana orang bersilat membutuhkan kuda kuda Namun gerakan dalam hal ini lebih sederhana yaitu tangan dalam posisi siap di samping perut dengan kaki proporsional yang disebut dengan wiraga dasar Bagaimana melakukannya Paling tidak kita jangan melakukan kuda kuda yang salah Contoh pertama memasukkan tangan ke dalam saku karena orang yang melihat kita secara tidak sadar paham bahwa orang yang akan berbicara ini tidak siap Jika ini terjadi dia akan dipengaruhi oleh audiens yang seharusnya dialah yang mempengaruhi audiens papar alumni PTIQ ini Contoh kedua adalah posisi tangan jangan sedekap Menurutnya posisi ini menunjukkan orang yang defense atau menahan diri tidak mau terpengaruh oleh orang lain Sikap seperti ini harus dihindari ketika sedang menjadi public speaker karena dia seharusnya akan mempengaruhi orang lain Lebih jauh dia menjelaskan bahwa ketika sedang berbicara di depan audiens seseorang harus menggunakan wiraga dasar gesture atau gerakan bagian tubuh mimik dan ekspresi Jika sudah mampu menguasai maka barulah dia mampu menarik perhatian audiens dan audiens akan selalu mengikutinya Berikutnya seseorang yang sedang berbicara di depan audiens harus memperhatikan fokus audiens Fokus perhatian audiens biasanya awal awal masih tinggi kemudian semakin turun dan naik lagi menjelang selesai Atau terkadang malah semakin hilang fokus perhatiannya Tugas public speaker untuk menjaga fokus perhatian audiens tetap stabil Jika perhatian audiens mulai terlihat menurun maka naikkan lagi Turun lagi naikkan lagi begitu seterusnya sehingga perhatian audiens bisa full dari awal sampai selesai Cara yang bisa digunakan misalnya ice breaking yang beragam seperti pantun teka teki sulap dan lainnya Contoh lainnya dekati audiens agar dia merasa diperhatikan pembicara jelasnya Athok

SEDIKIT CERITA PERJALANAN 25 TAHUN BQMI

Bayt Al Qur an Museum Istiqlal BQMI telah berusia 25 tahun tepat pada tanggal 20 April 2022 Banyak hal dialami pasang surutnya seperti sekilas cerita yang disampaikan pada saat sambutan Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ pada acara ulang tahun BQMI yang ke 25 di Gedung Bayt Al Qur an Jakarta Rabu 20 4 2022 25 tahun itu kalau usia perkawinan dihitung usia emas Kalau usia kelembagaan usia 25 tahun ini adalah perak kalau 50 tahun baru emas Setelah 50 tahun mau dikasih apalagi Kita berharap Bayt Al Qur an ini akan ada terus sepanjang masa Bisa 100 tahun bisa 200 tahun kita harapkan sampai hari kiamat Selama Al Qur an masih ada di tengah tengah kita Bayt Al Qur an harus tetap ada tutur Muchlis M Hanafi mengawali cerita Menurutnya perjalanan 25 tahun Bayt Al Qur an mengalami pasang surut Awal tahun 1990an ide mendirikan Bayt Al Qur an merupakan hasil euforia semangat keberagamaan yang waktu itu disebut ijo royo royo Saat itu Festival Istiqlal digelar hingga 2 kali yakni 1991 dan 1995 kemudian Mushaf Istiqlal ditulis dari tahun 1993 1995 dan sekarang menjadi masterpiece BQMI Kemudian rumahnya dibuatkan tahun 1997 yaitu Bayt Al Qur an Perjalanan politik di Indonesia tahun 1998 1999 merubah segalanya termasuk Bayt Al Qur an Pengelolaan Bayt Al Qur an mengalami pindah sana pindah sini Pernah di bawah Ditjen Kelembagaan Agama Islam pernah di bawah Direktorat Jenderal Bimas Islam Karena lokasi BQMI jauh dari pusatnya maka seolah ditengok pengelola setahun sekali pun belum tentu Sampai akhirnya tahun 2007 Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ yang semula hanya panitia ad hoc dijadikan satker tersendiri dan berbarengan dengan itu terbitlah Keputusan Menteri Agama untuk menyerahkan pengelolaan Bayt Al Qur an ke Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an hingga sekarang jelasnya Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dari perspektif kelajnahan Bayt Al Qur an ini adalah salah satu tugas dan fungsinya LPMQ yaitu mengelola Bayt Al Qur an oleh Bidang 3 Bidang Bayt Al Qur an dan Dokumentasi Tapi kalau dari perspektif museum Bayt Al Qur an menjadi lebih besar karena ada Bidang Pengkajian dan ada Bidang Pentashihan yang mensuplai data hasil kajian dan riset Kita bersyukur peringatan 25 tahun BQMI ini kita peringati di bulan Ramadlan bulannya Al Qur an Saya berharap kepada teman teman Bidang 3 yang mengelola Bayt Al Qur an mari kita tingkatkan hubungan kita dengan para stakeholder saat ini ada IGRA Sekolah sekolah termasuk mitra baru dari komunitas tuli yang hadir Insyaallah nanti di sini akan menjadi pusat pengembangannya Al Qur an bagi seluruh komunitas baik tuna rungunya tuna netranya dan sebagainya harap Muchlis Atho

img wa