Banyak hal yang sangat menarik dalam penilaian karya peserta Lomba Nasional Iluminasi Mushaf Al-Qur’an yang diikuti oleh putra putri bangsa. Peserta banyak yang berani mengambil langkah kreatif dalam memvisualkan ide mereka.
Setelah melakukan penilaian terhadap karya peserta Lomba Nasional Iluminasi Mushaf Al-Qur’an, Senin (9/10/2020), yang diselenggarakan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, salah satu dewan juri dari desain visual, Resita I. Kuntjoro-Jakti, S.Sn, M.Sn, Pengurus Bidang Program di AIDIA (Asosiasi Profesional Desain Komunikasi Visual Indonesia), menyampaikan tiga unsur utama dalam desain visual agar menarik.
“Yang pasti adalah mengenai kesesuaian konsep dan visualnya adalah orisinalitas yang menyangkut tiga hal yaitu form, konten dan konteks. Kalau form kita lihat dari elemen-elemen yang digunakan pada konsep desain dan visualnya. Bagaimana mengenai titik, garis, warna, bentuk, dan komposisi yang diterapkan, jadi apakah menggunakan simetris atau asimetris dan yang lainnya,” ujarnya.
Menurutnya, banyak sekali yang mencoba berani karena melakukan riset mengenai kekayaan ragam hias Nusantara. Ia sangat menghargai banyaknya peserta yang mencoba mengkombinasikan elemen-elemen visual dengan kekayaan ragam hias nusantara.
“Kemudian pertimbangan tentang konteksnya. Konteks ini biasanya brief yang sudah disampaikan oleh penyelenggara. Nah, ini ada dari beberapa peserta yang tidak mengikuti brief secara keseluruhan, mungkin pemahaman mengenai brief ini harus diikuti secara saksama sehingga latar belakang dari acara yang diselenggarakan bisa tercapai,” jelas dosen di Universitas Bina Nusantara ini.
Selanjutnya, adalah mengenai konten, yaitu pewarnaan. Hampir semua elemen visual atau prinsip desain yang diterapkan dalam desain iluminasi mushaf Al-Qur’an ini harapannya memang memiliki pemahaman pewarnaan. Namun, ia juga mewanti-wanti bahwa kunci dari hasil terbaik adalah di konsep. “Banyak sekali yang menarik dituliskan peserta dalam konsep. Itu tadi dia kuncinya adalah di konsep. Karena konsep yang baik akan menghasilkan karya orisinalitas yang baik,” tegasnya.
Resita, sapaan akrabnya, optimis Indonesia bisa lebih dikenal lagi dalam dunia seni melalui desain iluminasi atau ragam hias Mushaf Al-Qur’an. “Harus diakui pelaksanaan kompetisi ini yang baru pertama kali dengan jumlah peserta yang sangat banyak. Saya rasa ini merupakan salah satu upaya bagaimana kita bisa memajukan ragam ragam hias nasional kita, supaya kita lebih bisa dikenal dan salah satu medianya adalah melalui karya kitab suci Al-Qur’annya. Semoga karya-karyanya bisa bermanfaat bagi kita semua,” pungkasnya. (Athok)
Dalam rangka penyelamatan manuskrip manuskrip Nusantara Erwin Dian Rosyidi seorang kolektor dan pencinta manuskrip Nusantara menyerahkan sembilan manuskrip yang umurnya ratusan tahun Penyerahan ini mengambil momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus dimaksudkan sebagai Kado Kanjeng Rosul sebagai ekspresi kecintaan terhadap Nabi Muhammad Saw Sembilan manuskrip yang disumbangkan terdiri dari enam mushaf Al Qur an dan tiga manuskrip kitab Terdapat dua mushaf kuno yang sangat indah penuh taburan ornamen dan penanda ayat dengan tinta emas Dalam sambutannya Erwin berharap agar gerakan penyelamatan manuskrip ini akan diikuti oleh masyarakat luas mengingat banyaknya manuskrip di masyarakat yang kini sudah hancur dan sebagian dijual ke luar negeri terutama ke negeri tetangga Manuskrip adalah peninggalan leluhur bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya lanjut Erwin Melalui momentum ini dia juga mengharapkan agar pemerintah lebih meningkatkan perhatiannya terhadap keamanan dan kelestarian barang barang langka tersebut Pihak Kementerian Agama diwakili oleh Saifuddin selaku Kepala Seksi Koleksi dan Pameran Bayt Al Qur an Museum Istiqlal Jakarta Dalam sambutan acara serah terima ia mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Erwin atas kepeduliaannya yang tinggi terhadap kelestarian manuskrip Nusantara Selanjutnya manuskrip manuskrip ini akan dikonservasi dan digitalisasi terlebih dahulu sebelum dipamerkan di Bayt Al Qur an Museum Istiqlal Acara yang diselenggarakan di kediaman Erwin ini dihadiri dan disaksikan langsung oleh para kyai dari Surabaya dan Sidoarjo di antaranya KH Soleh Qosim Katib Syuriah PCNU Sidoarjo Ketua Rijalul Anshor PWNU Jatim Ketua Jamiyatul Qurra wal Huffadh Sidoarjo Ketua LTMNU Sidoarjo dan sejumlah pengasuh pondok pesantren S
Lajnah Pentashihan Mushaf AL Qur an LPMQ akan menyelenggarakan Lomba Tartil Al Qur an dalam waktu dekat Lomba akan diselenggarakan berbasis online untuk menghindari kerumunan massa mengingat saat ini masih masa pandemi Lomba Tartil Al Qur an tahun ini diselenggarakan untuk tingkat nasional dengan kategori tingkat pendidikan 1 MI SD sederajat 2 MTs SMP Sederajat dan3 MA SMA Sederajat Pemilihan kategori ini merujuk pada penyelenggaraan lomba sejenis yang sudah diselenggarakan LPMQ sejak tahun 2012 Penyelenggaraan lomba tartil Al Qur an ini menjadi pilihan utama LPMQ karena secara tugas dan fungsi LPMQ semuanya berkaitan dengan Al Qur an yaitu pentashihan master Mushaf Al Qur an pengawasan peredaran Mushaf Al Qur an pengkajian Al Qur an serta pengelolaan Bayt Al Qur an dan Dokumentasi Menurut Sub Kordinator Seksi Dokumentasi dan Kepustakaan Nur Mustajabah yang juga menjadi koordinator pelaksanaan lomba tujuan diselenggarakannya lomba ini antara lain agar pemahaman keal Qur anan dan kecintaan terhadap Al Qur an masyarakat semakin meningkat Tujuan lomba ini antara lain untuk meningkatkan pemahaman penghayatan dan pengamalan isi kandungan Al Qur an melestarikan seni dan budaya Qur ani bangsa Indonesia dan memperkaya koleksi Bayt Al Qur an dan Museum Istiqlal BQMI tuturnya Kamis 17 3 2022 Lomba ini akan diselenggarakan dalam waktu dekat dengan total hadiah Rp 48 000 000 Adapun Petunjuk Teknis juknis atau Pedoman Lomba sedang disiapkan dan akan dipublikasi ketika lomba diluncurkan Oleh karena itu bagi masyarakat Indonesia yang ingin ikut lomba atau memiliki keluarga yang sesuai kategori tersebut bersiaplah dan ikuti terus informasi lomba ini Informasi perlombaan bisa dipantau di website LPMQ lajnah kemenag go id website BQMI bqmi kemenag go id website perpustakaanlajnah kemenag go id atau di media sosial resmi LPMQ instagram LPMQ kemenag RI dan BQMI TMII twitter dan facebook lpmqkemenag dan bqmitmii
Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ pada tahun ini menyelenggarakan sebuah kegiatan bertajuk Lomba Kaligrafi Batik Nasional Tanggal 02 Oktober 2021 bertepatan denga Hari Batik Nasional LPMQ mengumpulkan 115 peserta lomba yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia Lomba ini sendiri dimulai sejak tanggal 04 Mei dan berakhir 30 September 2021 Antusiasme masyarakat pada lomba kali ini ditunjukan dengan banyaknya peserta dari berbagai kalangan yang ikut mulai dari kaligrafer pelajar mahasiswa seniman dan pengusaha batik turut serta pada perlombaan kali ini Lomba Kaligrafi Batik Nasional 2021 ini memang memberikan alternatif baru kepada para kaligrafer maupun para seniman dan pengrajin batik Panitia sendiri berharap agar terjadi kolaborasi antara kaligrafer dan seniman batik kerena memang hampir rata rata kaligrafer tidak tahu bagaimana caranya membatik begitupun sebaliknya seniman dan pengrajin batik kurang mengerti kaidah kaidah dalam tulisan kaligrafi Nasiqin salah seorang santri LEMKA misalnya yang kesehariannya bergelut dengan kaligrafi mengatakan bahwa lomba kali ini benar benar memaksa para seniman kaligrafi untuk mempelajari bagaimana membatik dan beberapa bulan belakangan dia sangat fokus belajar membatik Untuk itulah ia mengucapkan terima kasih kepada LPMQ karena selalu menyajikan lomba lomba yang menantang kaligrafer untuk selalu berinovasi Diantara peserta lainnya adalah seorang ibu dari Cilegon Ibu Kartonah yang di tengah kesibukannya mengajar sebagai guru SD masih menyempatkan diri membuat karya untuk disertakan pada lomba kali ini Liza Mahzumah selaku Koordinator Bidang Bayt Al Qur an dan Museum Istiqlal BQMI mengatakan bahwa lomba ini mencoba menyajikan teknik alternatif guna memperkaya khazanah kaligrafi Islam Indonesia yang berkembang pesat sejak beberapa dasawarsa terakhir khususnya dalam media kertas dan kanvas Lebih lanjut Liza menjelaskan kalau lomba ini diadakan karena batik merupakan khazanah budaya Indonesia yang sudah lama Organisasi Pendidikan Keilmuan dan Kebudayaan PBB UNESCO telah menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan tak benda pada 2 Oktober 2009 Selamat Hari Batik Nasional 02 Oktober 2021 Hery