Berita   Icon arrow right   TAREKAT DAN TASAWUF UNTUK KESAHIHAN SANAD KEILMUAN
TAREKAT DAN TASAWUF UNTUK KESAHIHAN SANAD KEILMUAN

TAREKAT DAN TASAWUF UNTUK KESAHIHAN SANAD KEILMUAN


Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifudin, yang menghadiri pada penutupan Forum Sufi Internasional menyempatkan waktu bersama Bupati Pekalongan dan peserta dari mancanegara untuk mengunjungi stan pameran Kementerian Agama didampingi Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Muchlis Muhammad Hanafi, Rabu (10/4/2019).

Menag didapuk memberi sambutan sekaligus menutup Forum Sufi Internasional. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa kehadiran tarekat dan tasawuf di masyarakat setidaknya adalah untuk memverifikasi kesahihan sanad keilmuan.

“Mengapa tarekat dan tasawuf ini sangat diperlukan setidaknya jawabannya adalah karena tarekat sejatinya adalah organisasi yang berfungsi menjaga otoritas dan kesahihan sanad ilmu yang diwarisi oleh para ahli sufi,” tuturnya.

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sangat cepat ini telah mengubah cara umat mendapatkan pengetahuan tidak lagi selalu melalui seorang guru atau mursid, melainkan melalui media sosial. Jika untuk pengetahuan lahir yang bersifat umum semata tentu itu tidak akan menjadi masalah.

“Akan tetapi untuk mendapatkan pengetahuan pokok yang sejati, pengetahuan kebenaran yang mutlak maka suber ilmunya harus terverifikasi dengan baik. Tarekat meyediakan fungsi verifikasi kesahihan ilmu yang benar itu melalui tradisi baiat, ijazah, dan sanad yang menjadi bagian dari ritualnya,” jelasnya.

Ia berpandangan bahwa sub tema yang menekankan peran tasawuf dalam membersihkan hati demi menciptakan suasana sejuk dalam berbangsa ini sungguh amat tepat. Baik untuk Indonesia sendiri maupun masyarakat global yang di beberapa tempat sedang menghadapi tragedi kemanusiaan.

“Bukan saja tepat bagi situasi kebangsaan Indonesia saat ini yang sedang menghadapi pesta demokrasi melainkan juga sangat sesuai untuk merespon suasana batin masyarakat global yang di beberapa tempat masih menghadapi tragedi kemanusiaan entah akibat peperangan ataupun persengketaan lainnya,” jelasnya. (ath)


DIDIN SIRAJUDDIN: INI PERTAMA KALINYA DI INDONESIA, BAHKAN DI DUNIA

LOMBA KALIGRAFI BATIK NASIONAL 2021 Kementerian Agama melalui Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ menyelenggarakan Lomba Kaligrafi Batik Nasional Tahun 2021 Lomba yang bertujuan untuk mengembangkan seni kaligrafi Islam melalui teknik batik ini adalah yang pertama di Indonesia bahkan di dunia Pernyataan itu disampaikan oleh pakar kaligrafi Islam Indonesia Dr Didin Sirajuddin MA dalam kapasitasnya sebagai salah satu dewan juri Lomba kaligrafi batik ini adalah yang pertama kali ada di Indonesia atau bahkan di dunia ungkapnya dalam acara penilaian hasil lomba kaligrafi batik nasional 2021 Rabu 19 10 di Jakarta Timur Lomba ini merupakan terobosan baru dalam khazanah seni kaligrafi Islam di Indonesia sekaligus bisa kita sebut sebagai ajang perkawinan dua kesenian besar antara seni kaligrafi dari dunia Islam dengan seni batik dari Nusantara tambah Didin disambut tawa peserta kegiatan Sementara itu dalam sambutannya mewakili kepala LPMQ Liza Mahzumah S Ag selaku Koordinator Bayt Al Qur an dan Dokumentasi menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini Panitia lomba mencatat ada 143 peserta yang mendaftar secara online Adapun yang mengirimkan hasil karyanya hingga batas akhir penyerahan sebanyak 123 peserta Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang turut membantu mensosialisasikan sehingga perlombaan ini menarik minat ratusan peserta dari berbagai kalangan Ini adalah capaian luar biasa melebihi perkiraan kami kata Liza tulus Pelaksanaan lomba dengan total hadiah sebesar Rp 65 000 000 ini secara resmi dimulai pada tanggal 04 Mei 2021 hingga 30 September 2021 atau kurang lebih selama 147 hari 5 bulan Waktu yang cukup panjang tersebut dianggap wajar mengingat untuk membuat satu lembar karya kaligrafi di atas kain dengan teknik membatik paling tidak dibutuhkan waktu 3 hingga 4 bulan Membuat kaligrafi di atas kain dengan cara membatik butuh waktu lama Untuk menyelesaikan satu karya diperlukan 3 sampai 4 bulan Perlu kesabaran dan ketelitian terang pakar batik Dr Komaruddin Kudiya yang juga hadir sebagai salah satu dewan hakim Komaruddin menegaskan batik yang dimaksud adalah jenis batik tulis yang proses pembuatan motifnya menggunakan cairan lilin yang dipanaskan bukan batik cap atau batik printing Proses pembuatan motif pada kain batik harus dengan cairan lilin yang dipanaskan Motif batik yang menggunakan printing atau cap tidak bisa disebut sebagai batik tegas Komaruddin Oleh karena itu dewan juri bersepakat karya peserta yang tidak menggunakan teknik membatik sesuai ketentuan akan dieliminasi Hadir pada acara ini dewan juri dari kalangan profesional dengan berbagai keahlian di antaranya kaligrafer pengrajin seni hias mushaf seni kriya dan seniman Batik Mereka juga didampingi oleh tim pentashih mushaf Al Qur an untuk memeriksa kesahihan teks ayat Al Qur an Aspek yang dinilai mencakup dua aspek pokok aspek kaligrafi dan aspek seni rupa Aspek kaligrafi meliputi tingkat keterbacaan tingkat kesahihan khat tingkat keindahan dan sentuhan akhir Adapun pada aspek seni rupa meliputi orisinalitas dan inovasi desain dan tata warna tema gambar dan konteks ayat serta sentuhan akhir dan ketuntasan karya Proses penjurian akan dilaksanakan pada tanggal 18 20 Oktober 2021 Adapun pengumuman pemenang hasil lomba akan dilaksanakan tanggal 27 Oktober 2021 melalui website www bqmi kemenag go id dan www lajnah kemenag go id bp

LPMQ GELAR PAMERAN FOTO DAN SEMINAR UZBEKISTAN

Dalam rangka memperingati satu tahun bebas visa WNI ke Uzbekistan Kementerian Pariwisata Uzbekistan menyelenggarakan pameran foto dengan tajuk Uzbekistan Negeri Para Imam di Bayt Al Qur an Museum Istiqlal Taman Mini Indonesia Indah 7 17 Februari 2019 Pameran dibuka Kamis 7 Februari 2019 pukul 09 00 WIB oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat Prof Abd Rahman Mas ud Ph D Duta Besar Uzbekistan yang sedianya akan hadir dalam acara ini diwakili oleh Mr Mahmud Tohtiev Sekretaris Kedutaan Besar Uzbekistan di Jakarta Hadir pula Prof Dr ES Margianti SE MM Rektor Universitas Gunadarma sebagai duta wisata Uzbekistan Pembukaan pameran dilanjutkan dengan Seminar Jejak Ulama Uzbekistan di Nusantara yang menampilkan Dr Muchlis M Hanafi Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an dan Dr Rijal Mumaziq ahli sejarah Nusantara Pameran foto dan seminar ini diselenggarakan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an Kementerian Agama RI bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata Uzbekistan dan didukung oleh Universitas Gunadarma STMIK Jakarta STI K Jakarta Bagi masyarakat Indonesia Uzbekistan belum dikenal secara luas Negeri ini pada masa lalu selama bertahun tahun di bawah kekuasaan Uni Soviet ini merupakan tempat lahir lebih dari 50 ulama besar Dunia Islam dalam berbagai bidang ilmu keislaman dan ilmu pengetahuan Di negeri yang pernah menjadi pusat peradaban Islam masa lalu ini lahir para ahli hadis seperti Imam al Bukhari Imam at Tirmidzi Imam ad Darimi Imam al Hakim Di negeri ini lahir pula ahli tafsir Al Qur an seperti az Zamakhsyari an Nasafi dan lain lain Dalam bidang ilmu pengetahuan seperti filsafat kedokteran matematika negeri ini pun melahirkan Ibnu Sina al Khawarizmi dan lain lain Dalam bisang tasawuf negeri ini melahirkan al Kalabazi penulis kitab tasawuf terkenal Negeri di kawasan Asia Tengah ini juga melahirkan banyak tarekat yang paling terkenal adalah Tarekat an Naqsyabandiyah Uzbekistan terkenal dengan kota kota tuanya di antaranya Samarkand Tashkent Tirmiz Khiva dan lain lain Di Nusantara jejak ulama Uzbekistan terlihat pada masa islamisasi Nusantara sekitar abad ke 14 M Di Jawa dikenal tokoh penyebar Islam pada abad ke 14 yang berasal dari Samarkand yaitu Syekh Asmorokondi as Samarqandi yang dimakamkan di Tuban Jawa Timur Beberapa berita menyebutkan bahwa ia merupakan sesepuh para wali di Jawa ayah dari Sunan Ampel Selain itu diceritakan bahwa Syekh Jumadil Kubro yang disebutkan sebagai ayahnya Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishak berasal dari Uzbekistan Sayangnya hingga saat ini tidak banyak ditemukan sumber sumber sejarah tentang kedua tokoh tersebut kecuali dari bukti arkeologis berupa nisan makamnya yang saat ini sangat ramai diziarahi Pameran dan seminar yang baru pertama kali diselenggarakan di Indonesia ini diharapkan akan membuka wawasan masyarakat Indonesia tentang negeri di Asia Tengah dengan banyak peninggalan peradaban Islam

7 KOLEKSI MUSHAF AL-QUR'AN BQMI HADIR DI SERANG, BANTEN

Bayt Al Qur an Museum Istiqlal BQMI hadir di Serang menampilkan Mushaf Al Qur an berbagai masa dan tampilan Pameran dilaksanakn atas kerja sama BQMI dengan Perguruan Mathla ul Anwar Kepuh Cinangka Serang Banten 7 koleksi Mushaf Al Qur an yang ditampilkan pada pameran ini adalah mushaf yang memiliki ciri khusus atau berbeda dengan yang lainnya Repro Mushaf Masyhad Hussain yaitu mushaf yang ditulis pada masa Khalifah Utsman bin Affan Meskipun bukan aslinya mushaf ini diharapkan menambah wawasan pengunjung bahwa pada masa awal Islam tulisan Arab tidak seperti yang dilihat pada Mushaf Al Qur an yang beredar luas saat ini karena perbedaan antar huruf harakat dan lainnya masih belum ada Mushaf Al Qur an Braille Standar Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama RI Mushaf ini penulisannya sesuai dengan Mushaf Standar Braille di Indonesia dan menarik sejumlah pengunjung untuk mencobanya Manuskrip Mushaf Al Qur an Aceh Manuskrip ini ditampilkan untuk menunjukkan bahwa para pendahulu umat Islam di Indonesia sudah memiliki tradisi menulis Mushaf Al Qur an untuk digunakan sehari hari Mushaf Kuno kunoan Mushaf Al Qur an ini ditampilkan dengan disandingkan Manuskrip Al Qur an Aceh Tujuannya adalah agar pengunjung bisa membedakan mana yang asli kuno berusia lebih dari seratus tahun dengan mushaf seperti kuno yang dibuat pada tahun belakangan Mushaf Istiqlal Masterpiece BQMI ini tidak kalah menarik dari mushaf kuno karena tampilannya yang sangat mencolok perbedaanya dengan mushaf yang beredar pada umumnya yaitu terdapat iluminasi yang indah dengan format penulisan rata tengah Mushaf Stambul Mushaf unik berukuran mini yang diproduksi dengan metode cetak ini banyak beredar di masyarakat dan menimbulkan rasa penasaran para pengunjung Terakhir adalah Mushaf Al Qur an Maghribi Mushaf ini turut melengkapi meja display pameran BQMI Mushaf yang digunakan oleh umat Islam wilayah Barat ini dihadirkan agar pengunjung memahami bahwa memang ada perbedaan karakter huruf dan lainnya pada Mushaf Al Qur an di seluruh dunia Perbedaan ini bukan asal berbeda namun sudah sesuai dengan sanad keilmuan baik riwayat bacaan maupun tulisan Tujuh mushaf itulah yang dibawa tim pameran BQMI untuk lebih mengenalkan museum BQMI maupun wawasan keal Qur anan Pameran dilaksanakan selama 2 hari 18 19 Juni 2022 di halaman komplek Perguruan Mathla ul Anwar Kepuh Serang bersamaan dengan acara Ihtifal dan Milad ke 104 Ath

img wa