Berita   Icon arrow right   BQMI KERJA SAMA DENGAN PERPUSNAS RI UNTUK PERAWATAN MANUSKRIP
BQMI KERJA SAMA DENGAN PERPUSNAS RI UNTUK PERAWATAN MANUSKRIP

BQMI KERJA SAMA DENGAN PERPUSNAS RI UNTUK PERAWATAN MANUSKRIP

Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal (BQMI) bekerja sama dengan Pusat Preservasi dan Alih Media Bahan Perpustakaan, Perpustakaan Nasional RI untuk perawatan dan pelestarian naskah kuno. Kerja sama tersebut dilakukan dalam bentuk konservasi fisik dan digitalisasi. Untuk melaksanakannya pertemuan perdana dilakukan sekaligus melihat langsung koleksi di BQMI, Rabu (23/2/2022).

Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ), Muchlis Muhammad Hanafi yang hadir melalui zoom menyambut baik rencana kerja sama untuk perawatan koleksi naskah kuno. Dengan kerja sama ini ia berharap naskah kuno yang menjadi koleksi BQMI akan lebih terawat secara fisik dan digitalnya. “Kami selaku Kepala LPMQ mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan bantuan dalam hal pelestarian naskah kuno koleksi BQMI,” tuturnya.

Koordinator Bidang Bayt Al-Qur’an dan Dokumentasi, Liza Mahzumah yang memimpin pertemuan melaporkan bahwa BQMI memiliki koleksi naskah kuno lebih dari 150. Naskah-naskah tersebut ada yang dipamerkan di museum ada juga yang disimpan.

“Di Bayt Al-Qur’an itu ditampilkan Mushaf Al-Qur’an dengan berbagai macam, sedangkan di Museum Istiqlal dipamerkan naskah-naskah selain Al-Qur’an. Nah, naskah ini baru sebagian yang sudah didigitalisasi ataupun dikonservasi,” tuturnya.

Plt. Kepala Pusat Preservasi dan Alih Media Bahan Perpustakaan, Mulatsih Susilorini, menyampaikan bahwa tahun ini akan membantu 8 lembaga yang memiliki naskah kuno untuk melestarikannya, salah satunya BQMI. Bantuan tersebut berupa konservasi fisik dan digitalisasi.

“Untuk konservasi fisik, kami baru bisa memfasilitasi pembuatan kotak sarana penyimpanan naskah. Nanti kami akan mengadakan pengukuran terhadap naskah, (sedangkan) pengerjaan kotaknya dilaksanakan di Perpusnas,” tuturnya.

Untuk digitalisasi, akan dilaksanakan proses foto dengan kamera khusus untuk mendapatkan hasil terbaik dari naskah, sehingga hasil digitalnya bisa terbaca dengan baik. Hasil digitalisasi direncakan untuk diunggah di laman khastara.perpusnas.go.id sehingga bisa diakses masyarakat luas.

“Kita ingin membantu, kita juga mau transfer ilmu, sekaligus menghibahkan peralatan alih media (jika sudah tersedia). Mohon izin nanti hasil digitalisasi kita unggah di Khastara supaya dapat dinikmati oleh masyarakat seluruh dunia,” jelasnya.

Setelah dilaksanakan pertemuan, Plt. Kepala Pusat Preservasi dan Alih Media Bahan Perpustakaan, Mulatsih Susilorini, bersama rombongannya terdiri dari tim ahli alih media dan konservasi naskah melakukan survey terhadap naskah-naskah koleksi BQMI didampingi Koordinator Bidang Bayt Al-Qur’an dan Dokumentasi, Subkoordinator Dokumentasi dan Kepustakaan, dan jajaran staf di bidang Bayt Al-Qur’an dan Dokumentasi. Langkah ini merupakan standar pelaksanaan konservasi untuk menentukan langkah penanganan selanjutnya. [Atho]

Lomba Nasional Iluminansi Mushaf Al-Qur'an Tahun 2020

Ide awal pendirian Bayt Al Qur an muncul dari Dr H Tarmizi Taher pada tahun 1994 ketika ia menjabat sebagai Menteri Agama RI Pada suatu ketika ia mendampingi Presiden H M Soeharto menerima hadiah sebuah Al Qur an besar dari Pondok Pesantren Al Asy ariyah Kalibeber Wonosobo Jawa Tengah Satu tahun kemudian tepatnya pada 1995 pada peringatan 50 tahun kemerdekaan RI Presiden meresmikan Mushaf Istiqlal yang telah selesai dikerjakan sejak tahun 1991 Mushaf Istiqlal merupakan sebuah mushaf ukuran besar yang ditulis dengan khat yang indah dilengkapi dengan hiasan iluminasi dari ragam hias 27 provinsi di Indonesia Pada waktu itulah tercetus ide untuk mendirikan Bayt Al Qur an berarti Rumah Al Qur an sebagai tempat untuk menghimpun menyimpan memelihara dan memamerkan mushaf Al Qur an dari berbagai macam bentuk dan jenis yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara Ide ini kemudian langsung mendapat dukungan Ibu Tien Soeharto yang langsung mewakafkan tanah seluas satu hektar di kompleks Taman Mini Indonesia Indah Jakarta Timur tepatnya di sebelah kanan pintu masuk utama TMII Setelah melalui tahapan perencanaan gagasan untuk memperluas fungsi Bayt Al Qur an muncul terutama selepas penyelenggaraan Festival Istiqlal kedua pada tahun 1995 Pada penyelenggaraan festival tersebut telah banyak dihimpun benda benda koleksi budaya Islam Nusantara yang pada saat itu belum terpikirkan akan ditempatkan di mana Ide yang pada awalnya hanya untuk menghimpun naskah naskah Al Qur an kemudian diperluas untuk menghimpun memamerkan dan mengkaji sejarah serta budaya Islam Nusantara Sejak saat itulah timbul rencana untuk menggabungkan ide pendirian Bayt Al Qur an dengan pendirian Museum Istiqlal Bayt Al Qur an dan Museum Istiqlal dimaksudkan untuk menjadi dua lembaga yang memiliki kesatuan utuh dengan perannya masing masing Keduanya menyatu dalam upaya meningkatkan kecintaan pemahaman dan pengamalan Al Qur an Melihat kedudukan dan fungsinya Museum Istiqlal tidak dapat dipisahkan dari Bayt Al Qur an Bayt Al Qur an menggambarkan fungsi Al Qur an sebagai petunjuk manusia dan Museum Istiqlal merupakan perwujudan pelaksanaan petunjuk Allah dalam kehidupan dan budaya umat Islam Nusantara Lebih dari sekadar tempat untuk menyimpan dan memamerkan Al Qur an dari berbagai tempat di Indonesia Bayt Al Qur an Museum Istiqlal juga merupakan wadah kajian dan pengembangan ilmu yang berkaitan dengan Al Qur an dan budaya Islam Akhirnya pada tanggal 20 April 1997 Bayt Al Qur an Museum Istiqlal diresmikan pembukaannya oleh Presiden RI H M Soeharto sebagai tonggak perkembangan dan kebesaran Islam di Indonesia menyiarkan kegemilangan dari masa lalu masa kini dan masa yang akan datang

DI HARI BATIK, LPMQ MENERIMA 115 PESERTA LOMBA KALIGRAFI BATIK NASIONA

Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ pada tahun ini menyelenggarakan sebuah kegiatan bertajuk Lomba Kaligrafi Batik Nasional Tanggal 02 Oktober 2021 bertepatan denga Hari Batik Nasional LPMQ mengumpulkan 115 peserta lomba yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia Lomba ini sendiri dimulai sejak tanggal 04 Mei dan berakhir 30 September 2021 Antusiasme masyarakat pada lomba kali ini ditunjukan dengan banyaknya peserta dari berbagai kalangan yang ikut mulai dari kaligrafer pelajar mahasiswa seniman dan pengusaha batik turut serta pada perlombaan kali ini Lomba Kaligrafi Batik Nasional 2021 ini memang memberikan alternatif baru kepada para kaligrafer maupun para seniman dan pengrajin batik Panitia sendiri berharap agar terjadi kolaborasi antara kaligrafer dan seniman batik kerena memang hampir rata rata kaligrafer tidak tahu bagaimana caranya membatik begitupun sebaliknya seniman dan pengrajin batik kurang mengerti kaidah kaidah dalam tulisan kaligrafi Nasiqin salah seorang santri LEMKA misalnya yang kesehariannya bergelut dengan kaligrafi mengatakan bahwa lomba kali ini benar benar memaksa para seniman kaligrafi untuk mempelajari bagaimana membatik dan beberapa bulan belakangan dia sangat fokus belajar membatik Untuk itulah ia mengucapkan terima kasih kepada LPMQ karena selalu menyajikan lomba lomba yang menantang kaligrafer untuk selalu berinovasi Diantara peserta lainnya adalah seorang ibu dari Cilegon Ibu Kartonah yang di tengah kesibukannya mengajar sebagai guru SD masih menyempatkan diri membuat karya untuk disertakan pada lomba kali ini Liza Mahzumah selaku Koordinator Bidang Bayt Al Qur an dan Museum Istiqlal BQMI mengatakan bahwa lomba ini mencoba menyajikan teknik alternatif guna memperkaya khazanah kaligrafi Islam Indonesia yang berkembang pesat sejak beberapa dasawarsa terakhir khususnya dalam media kertas dan kanvas Lebih lanjut Liza menjelaskan kalau lomba ini diadakan karena batik merupakan khazanah budaya Indonesia yang sudah lama Organisasi Pendidikan Keilmuan dan Kebudayaan PBB UNESCO telah menetapkan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan tak benda pada 2 Oktober 2009 Selamat Hari Batik Nasional 02 Oktober 2021 Hery

BQMI MERIAHKAN ULANG TAHUN TMII KE-44 DENGAN PAMERAN KALIGRAFI

Dalam rangka ulang tahun TMII ke 44 Bayt Al Qur an Museum Istiqlal BQMI Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an Kemenag RI mengikuti Pameran Bersama Museum se Indonesia di Sasana Kriya TMII 19 21 April 2019 Dalam pameran ini BQMI mengusung tema Perkembangan Seni Kaligrafi di Indonesia dari Klasik hingga Industri Kreatif Direktur TMII Bapak Tanri Bali Lamo menyempatkan berkunjung ke stand BQMI selepas membuka pameran Beliau sempat memesan tulisan nama kepada kaligrafer yang memeriahkan stan BQMI H Nur Kholis seorang kaligrafer nasional yang pernah menjuarai MTQ Nasional JQH 2012 Selain kaligrafi nama pengunjung juga bisa memesan kreasi kaligrafi vas bunga atau toples kaca yang dikreasikan oleh kaligrafer terbaik nasional 2014 Ibu Hj Ernawati S Pd I dari Bidang Pendidikan dan Pengajaran Lembaga Kaligrafi Al Qur an Lemka Beberapa koleksi BQMI yang dipamerkan dalam acara ini di antaranya manuskrip Al Qur an awal abad ke 19 dari Aceh cap kaligrafi Macan Ali kaligrafi ukir kayu peninggalan Pangeran Ratu bin Sultan Ratu Palembang tahun 1178 H 1764 M piring keramik yang berasal dari masa Dinasti Ming abad ke 17 dan beberapa koleksi kaligrafi kontemporer lainnya Kaligrafi merupakan syiar Islam tanpa membual ungkap Kurnia Agung Robiansyah Direktur Noqtah Art yang bergerak dalam industri kreatif Islamic art calligraphy and decoration Ayo kunjungi stan BQMI dan belajar kaligrafi bersama ahlinya dm

img wa