Kementerian Agama Republik Indonesia sebagai lembaga negara yang menaungi seluruh agama di Indonesia, mencanangkan tahun 2022 menjadi tahun toleransi. Pencanangan ini untuk melanjutkan cita-cita para pendiri bangsa agar Indonesa dengan kemajemukannya tidak terpecah belah, dan saling mengerti satu sama lainnya.
Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal (BQMI) sebagai satu-satunya museum yang dimiliki oleh Kementerian Agama RI yang berada di kawasan wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menyelenggarakan pameran temporer dengan tema Galeri Harmoni sejak Desember 2021. Dalam pameran itu ditampilkan data sejarah masuknya agama-agama di Indonesia hingga perkembangannya.
Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ), Muchlis M. Hanafi, dalam rapat koordinasi yang dilaksanakan bersama Bidang Bayt Al-Qur’an dan Dokumentasi menyampaikan bahwa tahun 2022 adalah tahun toleransi, jadi bagaimana kita (LPMQ) menerjemahkan dalam program kegiatan, Senin (17/01/2022).
“Untuk pameran temporer kalau kita mau berpartisipasi, maka tahun ini menurut saya bisa kita kembangkan menjadi corner agama-agama. Bisa kita kembangkan dengan menambah ruang, menambah koleksi atau lainnya, kita lihat nanti bagaimana kemungkinannya,” tuturnya.
Selain pengembangan fisik, alternatif yang memungkinkan adalah dengan pengembangan dengan cara dionlinekan melalui video 3600. Alternatif ini juga efektif untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas. “Galeri Harmoni yang sudah ada dapat dinikmati oleh masyarakat akan dikembangkan agar bisa dinikmati melalui virtual sehingga lebih mudah diakses oleh seluruh masyarakat meskipun tidak berkunjung langsung secara fisik.”
Pengembangan online ini merupakan bagian dari transformasi layanan yang lebih mudah diakses dan dinikmati masyarakat dengan jangkauan lebih luas. Sebagai museum yang memiliki banyak aspek layanan, selain meningkatkan dari sisi tata pamernya, koleksinya, virtual tour, dan lainnya, bisa juga dengan promosinya. “Yang sifatnya layanan harus kita mudahkan,” tutup Muchlis. [Atho]
LOMBA KALIGRAFI BATIK NASIONAL 2021 Kementerian Agama melalui Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ menyelenggarakan Lomba Kaligrafi Batik Nasional Tahun 2021 Lomba yang bertujuan untuk mengembangkan seni kaligrafi Islam melalui teknik batik ini adalah yang pertama di Indonesia bahkan di dunia Pernyataan itu disampaikan oleh pakar kaligrafi Islam Indonesia Dr Didin Sirajuddin MA dalam kapasitasnya sebagai salah satu dewan juri Lomba kaligrafi batik ini adalah yang pertama kali ada di Indonesia atau bahkan di dunia ungkapnya dalam acara penilaian hasil lomba kaligrafi batik nasional 2021 Rabu 19 10 di Jakarta Timur Lomba ini merupakan terobosan baru dalam khazanah seni kaligrafi Islam di Indonesia sekaligus bisa kita sebut sebagai ajang perkawinan dua kesenian besar antara seni kaligrafi dari dunia Islam dengan seni batik dari Nusantara tambah Didin disambut tawa peserta kegiatan Sementara itu dalam sambutannya mewakili kepala LPMQ Liza Mahzumah S Ag selaku Koordinator Bayt Al Qur an dan Dokumentasi menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini Panitia lomba mencatat ada 143 peserta yang mendaftar secara online Adapun yang mengirimkan hasil karyanya hingga batas akhir penyerahan sebanyak 123 peserta Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang turut membantu mensosialisasikan sehingga perlombaan ini menarik minat ratusan peserta dari berbagai kalangan Ini adalah capaian luar biasa melebihi perkiraan kami kata Liza tulus Pelaksanaan lomba dengan total hadiah sebesar Rp 65 000 000 ini secara resmi dimulai pada tanggal 04 Mei 2021 hingga 30 September 2021 atau kurang lebih selama 147 hari 5 bulan Waktu yang cukup panjang tersebut dianggap wajar mengingat untuk membuat satu lembar karya kaligrafi di atas kain dengan teknik membatik paling tidak dibutuhkan waktu 3 hingga 4 bulan Membuat kaligrafi di atas kain dengan cara membatik butuh waktu lama Untuk menyelesaikan satu karya diperlukan 3 sampai 4 bulan Perlu kesabaran dan ketelitian terang pakar batik Dr Komaruddin Kudiya yang juga hadir sebagai salah satu dewan hakim Komaruddin menegaskan batik yang dimaksud adalah jenis batik tulis yang proses pembuatan motifnya menggunakan cairan lilin yang dipanaskan bukan batik cap atau batik printing Proses pembuatan motif pada kain batik harus dengan cairan lilin yang dipanaskan Motif batik yang menggunakan printing atau cap tidak bisa disebut sebagai batik tegas Komaruddin Oleh karena itu dewan juri bersepakat karya peserta yang tidak menggunakan teknik membatik sesuai ketentuan akan dieliminasi Hadir pada acara ini dewan juri dari kalangan profesional dengan berbagai keahlian di antaranya kaligrafer pengrajin seni hias mushaf seni kriya dan seniman Batik Mereka juga didampingi oleh tim pentashih mushaf Al Qur an untuk memeriksa kesahihan teks ayat Al Qur an Aspek yang dinilai mencakup dua aspek pokok aspek kaligrafi dan aspek seni rupa Aspek kaligrafi meliputi tingkat keterbacaan tingkat kesahihan khat tingkat keindahan dan sentuhan akhir Adapun pada aspek seni rupa meliputi orisinalitas dan inovasi desain dan tata warna tema gambar dan konteks ayat serta sentuhan akhir dan ketuntasan karya Proses penjurian akan dilaksanakan pada tanggal 18 20 Oktober 2021 Adapun pengumuman pemenang hasil lomba akan dilaksanakan tanggal 27 Oktober 2021 melalui website www bqmi kemenag go id dan www lajnah kemenag go id bp
Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ mengumumkan pemenang Lomba Nasional Iluminasi Mushaf Al Qur an di Gedung Gedung Bayt Al Qur an dan Museum Istiqlal Jakarta Timur pada hari Jumat 13 11 Pengumuman yang juga disiarkan secara live di channel Youtube Lajnah Kemenag ini dihadiri oleh Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Prof Dr H Achmad Gunaryo M Soc Sc didampingi oleh Kepala LPMQ Dr Muchlis M Hanafi MA Dalam sambutannya Gunaryo menyampaikan rasa bahagia dan terima kasih kepada seluruh panitia dan masyarakat pencinta seni hias mushaf Al Qur an atas antusiasmenya mengikuti lomba ini Ia juga mengucapkan selamat kepada para pemenang lomba yang telah mengirimkan karya karya terbaik mereka di bidang seni hias iluminasi mushaf Al Qur an Mereka akan menerima penghargaan dalam bentuk uang tunai dengan jumlah total sebesar RP 122 000 000 untuk 16 kategori pemenang Kami merasa bahagia dan terhomat atas antusiasme peserta mengikuti lomba ini Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya 146 peserta yang mengirimkan karyanya kepada panitia tuturnya Berikutnya Gunaryo menambahkan tradisi penyalinan mushaf Al Qur an telah berlangsung sejak dahulu di Nusantara Diketahui ada sekitar 1500 naskah mushaf Al Qur an kuno dengan berbagai motif ragam hias iluminasi yang telah ditemukan Warisan tersebut banyak tersimpan di museum pesantren dan ada juga yang menjadi koleksi pribadi Tradisi tersebut harus dilestarikan dan dikembangkan seiring dengan kemajuan teknologi Pemerintah berkewajiban mendukung upaya pelestarian seni hias mushaf ini Sementara itu Dr Muchlis M Hanafi MA dalam sambutannya mengatakan lomba nasional seni hias iluminasi Al Qur an diselenggarakan oleh LPMQ bertujuan untuk mencari karya karya terbaik dalam seni hias mushaf di Indonesia meningkatkan keterampilan para seniman mushaf meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni mushaf sekaligus untuk mencari desain cover terbaik untuk mushaf Al Qur an yang setiap tahun dicetak oleh Kementerian Agama Kita ingin mengapresiasi sekaligus mendorong para seniman hias iluminasi mushaf Al Qur an untuk terus mengembangkan kesenian ini Karya karya terbaik pemenang lomba akan kita manfaatkan untuk cover mushaf Al Qur an ujar kepala LPMQ sekaligus penanggung jawab kegiatan lomba di hadapan dewan hakim tamu undangan dan para peserta lomba yang mengikuti secara live melalui Zoom Meeting Selaras dengan Muchlis Gunaryo dalam sesi wawancara seusai kegiatan menyampaikan harapannya agar kegiatan seperti ini terus dilanjutkan di tahun tahun mendatang untuk melestarikan khazanah kebudayaan seni hias iluminasi mushaf Al Qur an di Nusantara Saya berharap kegiatan semacam ini bisa diadakan secara rutin untuk memberikan kesempatan dan ruang kreasi para seniman kaligrafi untuk terus meningkatkan karyanya serta mengembangkan diri ke seni desain mushaf Al Qur an secara digital yang menjadi tuntutan atau tren saat ini ungkap Gunaryo menyampaikan dukungan dan harapannya Pengumuman pemenang lomba dibacakan secara daring oleh Dr Achmad Haldani Destiarmand selaku perwakilan dewan juri melalui aplikasi Zoom Meeting sebagai berikut Juara satu dimenangkan oleh Husaini nomor peserta 59 dengan hadiah sebesar Rp 20 000 000 juara dua dimenangkan oleh Rian Yogo Wibowo nomor peserta 24 dengan hadiah sebesar Rp 15 000 000 juara tiga dimenangkan oleh Zainul Mujib nomor peserta 112 dengan hadiah sebesar Rp 12 000 000 juara harapan satu Habibullah nomor peserta 101 dengan hadiah sebesar Rp 10 000 000 juara harapan dua atas nama Lukman Hakim nomor peserta 48 dengan hadiah sebesar Rp 8 000 000 juara harapan tiga atas nama Imam Sobar nomor peserta 41 dengan hadiah sebesar Rp 7 000 000 Dan 10 orang juara favorit sebagai berikut 1 Muhamad Erik Setiadi 2 Muhamad Wahyudin 3 Nana 4 H Anshoruddin Amin 5 Ahmad Ashof 6 Nur Syamsi 7 Rakhmat Abdillah 8 Dodi 9 Sucipto dan 10 Ibnuart Nur Iskandar masing masing berhak menerima hadiah sebesar Rp 5 000 000 bp
Seni Iluminasi Mushaf Al Qur an diprediksi akan terus mengalami perkembangan sesuai dengan zamannya Hal ini bisa dilihat dari karya peserta Lomba Nasional Iluminasi Mushaf Al Qur an yang diselenggarakan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Isep Misbah MA sang penulis Mushaf Al Qur an yang turut serta menjadi salah satu juri lomba menuturkan kegembiraannya ketika diberikan amanah untuk menilai karya peserta lomba Menurutnya lomba ini di luar ekspektasinya di tengah masa pandemi virus Covid 19 Saya kira ghirah nya agak sedikit berkurang rupanya tidak Jumlah 146 peserta ini sangat luar biasa Bahwa ini sangat patut kita syukuri sebagai aset terbesar bangsa Indonesia khususnya karena secara perlahan dan pasti hiasan mushaf atau iluminasi itu akan terus berkembang tentu dengan aset kekayaan di Indonesia yang sangat kaya raya dan menjadi modal utama katanya Selasa 10 10 2020 Dengan diselenggarakannya lomba ini ia yakin karya peserta akan meningkat kualitasnya hingga tercapai apa yang diinginkan Dalam hal ini secara garis besar karya karya memang sangat kreatif sangat kaya Dari masing masing peserta mengeluarkan kearifan lokal kekayaan ornamen floral dari daerah masing masing Dan bahkan tidak hanya satu saja tetapi dikombinasi dengan yang lain misalnya bagaimana yang Melayu dikombinasi dengan Papua atau ada lampungnya nya yang menjadi kekayaan karya itu sendiri jelasnya Menurutnya di era globalisasi ini memang para khattat atau aktivis iluminasi Mushaf Al Qur an ditantang Artinya mereka dituntut untuk mampu tidak hanya memainkan ornamen dengan olahan hand made buatan tangan atau manual tetapi juga dituntut untuk mampu mengolah secara digital Setiap individu perlu ditingkatkan kemampuan penguasaan teknologinya sehingga bisa menjawab tuntutan zaman Di sisi lain yang perlu saya sampaikan yaitu penguatan dari wawasan tentang ragam ornamen hias juga harus dibuka pesannya Selain itu ia juga berharap kepada LPMQ untuk kegiatan lomba seperti yang diselenggarakan tahun ini terus diadakan di tahun mendatang agar menjadi arah para seniman Mushaf Al Qur an Kedepannya kita berharap dari LPMQ terus mengawal dan mendampingi kawan kawan yang mendalami seni mushaf secara otodidak ini agar mereka betul betul terarah layaknya mereka yang di sisi akademis tutupnya Athok