Bayt Al-Qur'an & Museum Istiqlal (BQMI) yang pengelolaannya di bawah Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia menjadi museum kebanggaan Kementerian Agama.
Pengembangan storylinenya dilakukan secara berkala agar pengunjung yang datang berkali-kali pun tidak merasa bosan untuk kembali berkunjung. Demikian dirasakan Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, Dr. Imam Safe'i, M.Pd saat mengunjungi BQMI, Kamis (20/1/2022).
Menurutnya, di BQMI tersimpan aset luar biasa yang jumlahnya sangat banyak, diantaranya adalah manuskrip yang memiliki sejarah dan bukti otentik perkembangan Islam di Indonesia. "Alhamdulillah, paling luar biasa apresiasi saya kepada teman-teman bisa memelihara aset yang luar biasa," tuturnya.
Ia berharap BQMI semakin ramai dan menjadi destinasi wisata religi bagi kalangan siswa, santri, mahasiswa maupun umat Islam pada umumnya. "Mudah-mudahan ke depan tetap menjadi destinasi teman-teman kita dari santri, mahasiswa, sekolah-sekolah, untuk meramaikan Bayt Al-Qur'an.
Ia berharap Al-Qur'an sebagai kitab suci pedoman bagi umat Islam akan selalu menjadi pedoman dan terpatri dalam hati. "Mudah-mudahan sesuai semboyannya. 'Al-Qur'an di hatiku'," pungkasnya.
Turut hadir mendampingi kunjungannya, Koordinator Pentashih Mushaf Al-Qur’an, Deni Hudaeny A. Arifin, Koordinator Bayt Al-Qur’an dan Dokumentasi, Liza Mahzumah, Subkoordinator Dokumentasi Nur Mustajabah, Subkoordinator Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Tuti Nurhayati, dan staf BQMI. (ATH)
Penyelenggaraan Lomba Nasional Iluminasi Mushaf Al Qur an oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama memang berbeda dengan Musabaqah Tilawatil Qur an MTQ Meskipun sama sama membuat iluminasi Mushaf Al Qur an tetapi metode yang digunakan peserta berbeda Dr Ali Akbar peneliti bidang manuskrip dan iluminasi Mushaf Al Qur an di LPMQ menuturkan Lomba yang diselenggarakan tahun ini setidaknya menjadi kabar gembira bagi para khattat ataupun kaligrafer khususnya bidang seni iluminasi Dalam lomba ini kita senang sekali karena pesan kita di pedoman bisa ditangkap oleh para peserta Memang ada beberapa peserta yang kurang memahami tetapi secara umum pesan kita nyampai Mereka membuat karya seperti yang kita harapkan terutama mencirikan Indonesia Pada lomba ini memang berbeda dengan di MTQ yang mungkin mengutamakan keindahannya tuturnya usai menilai karya peserta lomba Selasa 10 10 2020 Menurutnya yang paling penting adalah penggalian budaya Indonesia yang sangat kaya Indonesia memiliki banyak etnis dari segi keragaman hias dan motifnya Pembangunan identitas di era global harus terus dipertahankan untuk terus bersaing Kita perlu membuat identitas Perlu ada yang kita pertahankan Dan itu seni ragam hias dan motif menjadi identitas kita untuk bersaing di tingkat global Kita harus menguasai itu kalau tidak ya kita tidak akan punya apa apa yang bisa kita dibanggakan di tingkat global tegasnya Selain itu seni iluminasi Mushaf Al Qur an ini merupakan bagian dari tradisi yang sudah ada di Nusantara sejak zaman dahulu Hal ini bisa dilihat dari banyaknya manuskrip Al Qur an yang dihias dengan indah terutama yang ditulis di lingkungan kesultanan Pada dasarnya kita melanjutkan apa yang sudah dimulai oleh nenek moyang kita karena seni iluminasi Mushaf Al Qur an pernah menjadi tradisi sultan sultan di Nusantara Semua kesultanan di Nusantara itu menyalin Al Qur an dan menjadi pusat penyalinan mushaf Al Qur an pada zamannya Mushaf Al Qur an yang disalin oleh kesultanan kesultanan itu dihias dengan sangat indah baik dari segi iluminasinya dengan ciri khas lokal dan juga kaligrafinya sangat istimewa Sebenarnya tidak hanya Mushaf Al Qur an saja tetapi juga naskah naskah keagamaan Nah itu saya kira cara kita untuk menghidupkan kembali tradisi yang sudah kita warisi pungkasnya Athok
BQMI Terima Kunjungan Akademisi dan Praktisi Penyandang Disabilitas dari Yayasan Al Madinah Research CenterJakarta 30 Juli 2025 Bayt Al Qur an Museum Istiqlal BQMI menerima kunjungan istimewa dari dua tokoh penting dalam bidang pendidikan dan pemberdayaan disabilitas yaitu Dr Agung Pahlevi dan Ibu Uum Uminarti dari Yayasan Al Madinah Research Center Kunjungan ini disambut hangat oleh perwakilan BQMI Bapak Syaifudin dan Ibu Liza Pertemuan ini bertujuan untuk menjalin kerja sama dalam menyelenggarakan pelatihan melukis kaligrafi khusus bagi anak anak penyandang disabilitas Dalam diskusi yang berlangsung hangat kedua pihak sepakat bahwa pelatihan ini penting untuk menggali dan mengembangkan potensi seni anak anak disabilitas khususnya dalam bidang kaligrafi Islam Melukis kaligrafi bukan hanya media ekspresi tapi juga bisa menjadi peluang ekonomi bagi anak anak disabilitas Hal senada disampaikan oleh Ibu Uum Uminarti menekankan bahwa penyandang disabilitas memiliki potensi yang luar biasa jika diberi ruang dan bimbingan yang tepat Kunjungan ini juga diisi dengan sesi pengamatan langsung terhadap proses melukis kaligrafi Ibu Uum dan bapak Agung menilai bahwa anak anak disabilitas mampu menghasilkan karya yang bernilai seni tinggi dan layak dikembangkan Sebagai bentuk komitmen terhadap inklusivitas dan pemberdayaan BQMI menyatakan dukungan penuh terhadap rencana pelatihan ini BQMI akan berupaya semaksimal mungkin menyediakan wadah dan pembinaan agar anak anak penyandang disabilitas dapat terus berkembang dan mandiri tetutama dalam karya melukis kaligrafi Melalui kolaborasi ini diharapkan kegiatan melukis kaligrafi dapat menjadi sarana pemberdayaan dan sumber penghidupan bagi penyandang disabilitas sekaligus memperkaya khazanah seni Islam di Indonesia
Bayt Al Qur an Museum Istiqlal BQMI hadir di Serang menampilkan Mushaf Al Qur an berbagai masa dan tampilan Pameran dilaksanakn atas kerja sama BQMI dengan Perguruan Mathla ul Anwar Kepuh Cinangka Serang Banten 7 koleksi Mushaf Al Qur an yang ditampilkan pada pameran ini adalah mushaf yang memiliki ciri khusus atau berbeda dengan yang lainnya Repro Mushaf Masyhad Hussain yaitu mushaf yang ditulis pada masa Khalifah Utsman bin Affan Meskipun bukan aslinya mushaf ini diharapkan menambah wawasan pengunjung bahwa pada masa awal Islam tulisan Arab tidak seperti yang dilihat pada Mushaf Al Qur an yang beredar luas saat ini karena perbedaan antar huruf harakat dan lainnya masih belum ada Mushaf Al Qur an Braille Standar Indonesia yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama RI Mushaf ini penulisannya sesuai dengan Mushaf Standar Braille di Indonesia dan menarik sejumlah pengunjung untuk mencobanya Manuskrip Mushaf Al Qur an Aceh Manuskrip ini ditampilkan untuk menunjukkan bahwa para pendahulu umat Islam di Indonesia sudah memiliki tradisi menulis Mushaf Al Qur an untuk digunakan sehari hari Mushaf Kuno kunoan Mushaf Al Qur an ini ditampilkan dengan disandingkan Manuskrip Al Qur an Aceh Tujuannya adalah agar pengunjung bisa membedakan mana yang asli kuno berusia lebih dari seratus tahun dengan mushaf seperti kuno yang dibuat pada tahun belakangan Mushaf Istiqlal Masterpiece BQMI ini tidak kalah menarik dari mushaf kuno karena tampilannya yang sangat mencolok perbedaanya dengan mushaf yang beredar pada umumnya yaitu terdapat iluminasi yang indah dengan format penulisan rata tengah Mushaf Stambul Mushaf unik berukuran mini yang diproduksi dengan metode cetak ini banyak beredar di masyarakat dan menimbulkan rasa penasaran para pengunjung Terakhir adalah Mushaf Al Qur an Maghribi Mushaf ini turut melengkapi meja display pameran BQMI Mushaf yang digunakan oleh umat Islam wilayah Barat ini dihadirkan agar pengunjung memahami bahwa memang ada perbedaan karakter huruf dan lainnya pada Mushaf Al Qur an di seluruh dunia Perbedaan ini bukan asal berbeda namun sudah sesuai dengan sanad keilmuan baik riwayat bacaan maupun tulisan Tujuh mushaf itulah yang dibawa tim pameran BQMI untuk lebih mengenalkan museum BQMI maupun wawasan keal Qur anan Pameran dilaksanakan selama 2 hari 18 19 Juni 2022 di halaman komplek Perguruan Mathla ul Anwar Kepuh Serang bersamaan dengan acara Ihtifal dan Milad ke 104 Ath