Berita   Icon arrow right   LOMBA NASIONAL ILUMINASI MUSHAF AL-QUR'AN TAHUN 2020
LOMBA NASIONAL ILUMINASI MUSHAF AL-QUR'AN TAHUN 2020

LOMBA NASIONAL ILUMINASI MUSHAF AL-QUR'AN TAHUN 2020

LOMBA NASIONAL ILUMINASI MUSHAF AL-QUR'AN TAHUN 2020
LAJNAH PENTASHIHAN MUSHAF AL-QURAN (LPMQ) BALITBANG DIKLAT KEMENAG RI

Selama berabad-abad, di Nusantara—demikian pula dunia Islam pada umumnya—penyalinan Al-Qur’an dilakukan secara manual, baik hiasan maupun tulisannya. Penyalinan tersebut berlangsung sejak kedatangan Islam di kawasan ini hingga akhir abad ke-19 ketika teknologi percetakan semakin maju.
Penyalinan mushaf terjadi di berbagai kesultanan dan wilayah Islam masa lalu, di antaranya Aceh, Riau, Sumatera Barat, Palembang, Banten, Cirebon, Yogyakarta, Jawa Tengah, Madura, Lombok, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Warisan penting tersebut kini tersimpan di berbagai museum, perpustakaan, pesantren, ahli waris, dan kolektor naskah—diperkirakan berjumlah 1500 naskah.
Mushaf Al-Qur’an dihias sesuai dengan ruang dan waktu penyalinan. Lokalitas budaya tempat mushaf disalin merupakan faktor yang memengaruhi variasi bentuk, motif, dan warna iluminasi (hiasan). Unsur kreativitas lokal, sebagai hasil serapan budaya setempat, terlihat dalam pola dan motif ragam hias yang sangat beragam—masing-masing daerah memiliki ciri khas sendiri.
Setelah hampir satu abad terhenti, era baru dalam kreativitas seni mushaf tumbuh kembali sejak diresmikannya Mushaf Istiqlal pada tahun 1995 dalam rangka peringatan 50 tahun Indonesia merdeka. Sejak saat itu, gairah pembuatan mushaf indah di Indonesia tumbuh kembali, dan sampai saat ini telah ada beberapa mushaf, yaitu Mushaf Sundawi (1997), Mushaf at-Tin (2000), Mushaf Jakarta (2002), Mushaf Kalimantan Barat (2003), dan Mushaf al-Bantani (2010). Semangat itu juga melahirkan gagasan untuk merekonstruksi dan memodifikasi mushaf lama seperti Mushaf Karaton Yogyakarta Hadiningrat (2011) yang didasarkan pada mushaf pusaka keraton. Berbeda dengan seni mushaf pada zaman dahulu yang keseluruhannya dibuat secara manual, “mushaf-mushaf indah kontemporer” ini dibuat dengan bantuan teknologi komputer.
Kata iluminasi (illumination) dalam kamus disebutkan dari akar kata illuminate berarti menerangi, membuat cerah, menghias, mencerahkan secara spiritual atau intelektual. Pengertian ini sesuai dengan yang dimaksudkan di sini, yaitu hiasan naskah yang bersifat abstrak yang bertujuan untuk memperterang atau mempercerah teks yang disajikan, yakni Al-Qur’an. Hiasan tersebut memiliki makna baik dari segi estetik (keindahan), sosial (kultural, identitas), maupun simbolis (ruhani, spiritualitas).
Dalam rangka melanjutkan tradisi pembuatan karya luhur tersebut, Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia menyelenggarakan ‘Lomba Nasional Iluminasi Mushaf Al-Qur’an’. Lomba ini diharapkan dapat merangsang kreativitas para seniman muslim dalam melahirkan karya-karya seni mushaf yang indah dan berkarakter, sekaligus mencerminkan kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Kegiatan ini bertujuan untuk mencari karya-karya terbaik dalam seni hiasan mushaf di Indonesia, meningkatkan keterampilan para seniman mushaf, dan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni mushaf.
Lomba ini dibuka mulai tanggal 14 Agustus sampai 30 Oktober 2020. Pesertanya, masyarakat muslim berkewarganegaraan Indonesia, baik perorangan maupun kelompok.
Kegiatan ini melombakan satu paket kesatuan karya iluminasi yang terdiri atas:
1. Sampul/kulit mushaf (depan, punggung, dan belakang)
2. Iluminasi awal mushaf (menghiasi Surah al-Fatihah dan awal Surah al-Baqarah)
3. Bingkai halaman teks Al-Qur’an
4. Hiasan-hiasan tepi halaman (menghiasi tanda ‘ain ruku’, hizb, juz, manzil, waqaf lazim, dan sajdah)
5. Kepala surah
6. Tanda ayat
Karya akan dinilai dari motif ragam hias, komposisi warna, dan karakter ‘keindonesiaan’-nya oleh dewan juri yg terdiri dari para ahli seni mushaf, seni kriya, dan desain.
Dalam kegiatan ini, LPMQ menyediakan hadiah sebesar RP. 122.000.000,- untuk para pemenang yang akan diumumkan pada tanggal 13 November 2020, melalui website: www.bqmi.kemenag.go.id dan www.lajnah.kemenag.go.id. Untuk informasi lengkap, dapat dilihat dan diunduh di website tersebut.
 
Jakarta, 14 Agustus 2020
Kepala LPMQ
 
Dr. Muchlis M Hanafi, MA

SEDIKIT CERITA PERJALANAN 25 TAHUN BQMI

Bayt Al Qur an Museum Istiqlal BQMI telah berusia 25 tahun tepat pada tanggal 20 April 2022 Banyak hal dialami pasang surutnya seperti sekilas cerita yang disampaikan pada saat sambutan Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ pada acara ulang tahun BQMI yang ke 25 di Gedung Bayt Al Qur an Jakarta Rabu 20 4 2022 25 tahun itu kalau usia perkawinan dihitung usia emas Kalau usia kelembagaan usia 25 tahun ini adalah perak kalau 50 tahun baru emas Setelah 50 tahun mau dikasih apalagi Kita berharap Bayt Al Qur an ini akan ada terus sepanjang masa Bisa 100 tahun bisa 200 tahun kita harapkan sampai hari kiamat Selama Al Qur an masih ada di tengah tengah kita Bayt Al Qur an harus tetap ada tutur Muchlis M Hanafi mengawali cerita Menurutnya perjalanan 25 tahun Bayt Al Qur an mengalami pasang surut Awal tahun 1990an ide mendirikan Bayt Al Qur an merupakan hasil euforia semangat keberagamaan yang waktu itu disebut ijo royo royo Saat itu Festival Istiqlal digelar hingga 2 kali yakni 1991 dan 1995 kemudian Mushaf Istiqlal ditulis dari tahun 1993 1995 dan sekarang menjadi masterpiece BQMI Kemudian rumahnya dibuatkan tahun 1997 yaitu Bayt Al Qur an Perjalanan politik di Indonesia tahun 1998 1999 merubah segalanya termasuk Bayt Al Qur an Pengelolaan Bayt Al Qur an mengalami pindah sana pindah sini Pernah di bawah Ditjen Kelembagaan Agama Islam pernah di bawah Direktorat Jenderal Bimas Islam Karena lokasi BQMI jauh dari pusatnya maka seolah ditengok pengelola setahun sekali pun belum tentu Sampai akhirnya tahun 2007 Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ yang semula hanya panitia ad hoc dijadikan satker tersendiri dan berbarengan dengan itu terbitlah Keputusan Menteri Agama untuk menyerahkan pengelolaan Bayt Al Qur an ke Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an hingga sekarang jelasnya Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dari perspektif kelajnahan Bayt Al Qur an ini adalah salah satu tugas dan fungsinya LPMQ yaitu mengelola Bayt Al Qur an oleh Bidang 3 Bidang Bayt Al Qur an dan Dokumentasi Tapi kalau dari perspektif museum Bayt Al Qur an menjadi lebih besar karena ada Bidang Pengkajian dan ada Bidang Pentashihan yang mensuplai data hasil kajian dan riset Kita bersyukur peringatan 25 tahun BQMI ini kita peringati di bulan Ramadlan bulannya Al Qur an Saya berharap kepada teman teman Bidang 3 yang mengelola Bayt Al Qur an mari kita tingkatkan hubungan kita dengan para stakeholder saat ini ada IGRA Sekolah sekolah termasuk mitra baru dari komunitas tuli yang hadir Insyaallah nanti di sini akan menjadi pusat pengembangannya Al Qur an bagi seluruh komunitas baik tuna rungunya tuna netranya dan sebagainya harap Muchlis Atho

LPMQ LUNCURKAN “GALERI HARMONI” UNTUK EDUKASI MODERASI BERAGAMA

Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI meluncurkan Galeri Harmoni untuk mengedukasi masyarakat tentang Moderasi Beragama Melalui Galeri Harmoni masyarakat diharapkan makin memahami bahwa moderasi beragama sejatinya sudah dipraktikkan oleh masyarakat di Nusantara sejak masa lampau Moderasi Beragama dibutuhkan untuk merawat keharmonian masyarakat di Indonesia yang memiliki corak keragaman termasuk dalam aspek agama Ketika meresmikan Galeri Harmoni pada Selasa 7 12 2021 di Gedung BQMI Jakarta Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Ahmad Gunaryo menyebut Galeri Harmoni dapat menjadi sarana untuk merenung tentang karunia keragaman yang Tuhan berikan kepada bangsa Indonesia Keragaman yang harmonis akan melahirkan keindahan layaknya orkestra musik Indonesia menjadi negara besar karena perpaduan perbedaan ujar Gunaryo Dalam kesempatan yang sama Kepala LPMQ Muchlis Muhammad Hanafi yang juga merupakan Ketua Pelaksana Galeri Harmoni menyatakan bahwa Galeri Harmoni dihadirkan untuk penguatan Moderasi Beragama di masyarakat Lewat Galeri Harmoni ini kita ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya arti toleransi dan menjaga keharmonisan antar pemeluk umat beragama di Indonesia kata Muchlis Peresmian Galeri Harmoni turut dihadiri oleh perwakilan dari Ditjen Bimas Islam Ditjen Bimas Katolik Ditjen Bimas Kristen Ditjen Bimas Buddha Ditjen Bimas Hindu Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu Pusat Kerukunan Umat Beragama Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko Persero Direktur Eksekutif Taman Mini Indonesia Indah TMII serta Ketua Asosiasi Museum Kawasan AMIKA TMII Berlokasi di Bayt Al Qur an Museum Istiqlal BQMI TMII Galeri Harmoni akan dipamerkan selama 6 bulan setelah diresmikan BQMI buka setiap Sabtu Kamis pukul 08 30 15 30 WIB Galeri Harmoni menampilkan infografis sejarah 6 agama di Nusantara buku pendamping berisi penjelasan beberapa ragam tradisi dari 6 agama teks ayat ayat suci yang mengandung pesan Moderasi Beragama dari kitab suci 6 agama kutipan tokoh tokoh agama contoh busana keagamaan gambar gambar potret realitas kerukunan objek objek artefak dari setiap agama dan berbagai konten digital Galeri Harmoni juga memiliki area photo booth yang instagrammable untuk wahana berfoto bagi pengunjung adimas

GALERI HARMONI UNTUK MENAMBAH WAWASAN TOLERANSI BERAGAMA

Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI ingin mengenalkan agama agama di Indonesia di Bayt al Qur an Museum Istiqlal BQMI Pengenalan ini akan ditampilkan melalui pameran temporer yang akan dilaksanakan di Gedung Museum Istiqlal yang merupakan bagian dari BQMI Kepala LPMQ Muchlis M Hanafi dalam sambutannya saat rapat persiapan pameran temporer Senin 21 6 2021 di Depok menyampaikan bahwa penyelenggaraan Galeri Harmoni di Bayt al Qur an Museum Istiqlal BQMI dilaksanakan dalam rangka mengenalkan kepada masyarakat berbagai agama yang ada di Indonesia dalam satu lokasi Gedung Museum Istiqlal yang mengoleksi benda benda artefak warisan budaya masyarakat Islam di Indonesia pada masa lalu Kami ingin menghadirkan galeri harmoni di situ Gedung Museum Istiqlal dan diharapkan semua agama bisa kita perkenalkan Upaya ini menunjukkan bahwa Islam yang hadir di Indonesia mampu berakulturasi dengan budaya dan agama lain sebagai bangsa Sebagai warga negara kita sudah bersepakat untuk hidup Bersama apa pun agamanya apa pun pandangan agamanya Nah ini yang kita ingin sampaikan pesannya kepada publik melalui harmoni ini jelasnya Pengenalan agama agama yang ada di Indonesia dalam satu lokasi ini diharapkan akan mengenalkan kepada masyarakat semua agama sehingga dengan mengenal diharapkan akan menambah wawasan dan rasa saling menghormati dan menghargai antar umat beragama Sekali lagi dengan memperkenalkan agama agama yang ada di Indonesia keragaman yang ada keragaman budaya keragaman agama kita berharap nanti para pengunjung museum bisa mendapatkan wawasan bagaimana kita menghargai bagaimana kita menghormati keyakinan agama yang lain Itu sebenarnya pesan yang ingin kita sampaikan tuturnya Ia juga berharap ke depan wawasan toleransi beragama akan dimiliki oleh generasi muda sejak dini sehingga kerukunan antar umat beragama yang sudah terjalin sejak dahulu akan terus terjaga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Kami berharap nanti dengan dibukanya galeri harmoni ini yang berkunjung tidak hanya dari madrasah madrasah tetapi juga dari sekolah yang ada di bawah binaan bimas bimas lain Sehingga betul betul terjadi dialog komunikasi antar umat beragama yang kita harapkan dapat mengembangkan wawasan atau toleransi di kalangan anak didik kita pungkasnya Ibnu Athoillah

img wa