Berita   Icon arrow right   PERBEDAAN TANDA BACA TIDAK MEMPENGARUHI PRAKTIK ILMU TAJWID
PERBEDAAN TANDA BACA TIDAK MEMPENGARUHI PRAKTIK ILMU TAJWID

PERBEDAAN TANDA BACA TIDAK MEMPENGARUHI PRAKTIK ILMU TAJWID

Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal (BQMI) mengenalkan Mushaf Al-Qur’an Standar Indonesia dan perbedaannya dengan Mushaf Al-Qur’an Madinah melalui kegiatan Halaqah Al-Qur’an dan Kebudayaan Islam kepada rombongan dari Rumah Tahfizh Al-Muhajirin (RTM) Ciseureuh, Purwakarta, Jumat (11/5/2018).

Khikmawati, salah satu pentashih di Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an (LPMQ) Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI menjadi narasumber pada kegiatan tersebut menjelaskan bahwa memang terdapat perbedaan pada penulisan dan penggunaan tanda baca pada Mushaf Al-Qura’an Standar Indonesia dengan Mushaf Madinah. “Namun, perbedaan ini menurutnya tidak bersifat krusial. Perbedaan hanya pada tanda baca pelengkap saja,” jelasnya.

Dijelaskannya bahwa meskipun terdapat perbedaan, tidak mempengaruhi praktik ilmu tajwid. Secara bacaan, orang yang menggunakan Mushaf Madinah dengan yang menggunakan Mushaf Standar Indonesia tetap sama. Misalnya ada mad thobii, mad jaiz, ataupun mad wajib, sama-sama dibaca panjang sesuai aturannya.

“Perbedaan pelengkap tanda baca sama sekali tidak membawa konsekuensi atau mengakibatkan perubahan dalam mempraktikkan hukum-hukum ilmu tajwid dalam membaca kedua mushaf. Namun pembaca dituntut untuk lebih jeli dalam memperhatikan tanda baca, agar hukum tajwid bisa tetap dipraktikkan dengan baik,” paparnya.

Pada kegiatan yang sama, Samiah, yang juga salah satu pentashih pada sesi lainnya menjelaskan bahwa perbedaan tersebut sudah diketahui secara luas bagi kalangan ilmuwan Al-Qur’an. Dalam hal ini, ada 8 macam ilmu untuk mempelajarinya, yaitu: 1. Penulisan Rasm; 2. Penulisan Harakat; 3. Penulisan Tanda-tanda Tajwid; 4. Penulisan Alif Qatha’ dan Alif Wasal, 5. Penulisan Hamzah; 6. Nun Shilah; 7. Sifir (Bulatan); dan 8. Tanda Waqaf.

“Dengan mempelajari dan memahami ilmu-ilmu tersebut, seseorang tidak akan dengan mudah menyalahkan mushaf Al-Qur’an yang beredar. Ataupun melarang penggunaan mushaf Al-Qur’an selain Mushaf Madinah,” katanya.

Untuk itu, ia menghimbau kepada masyarakat, jika ada berita peredaran Mushaf Al-Qur’an yang salah atau palsu tidak buru-buru ikut menyebarkan informasi tersebut. Jika mendapatkan berita seperti itu, langkah yang perlu diambil adalah: 1. Klarifikasi kebenaran berita; 2. Tidak menyebarluaskan berita, karena bisa jadi menimbulkan keresahan pada masyarakat; dan 3. Melaporkan berita kepada Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) melalui http://tashih.kemenag.go.id/. [Athoillah]


GALERI HARMONI MENGINSPIRASI TOLERANSI

Pameran Temporer dengan tema Galeri Harmoni yang diselenggarakan oleh Bayt Al Qur an Museum Istiqlal BQMI menjadi salah satu story line yang menjadi unggulan Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ dalam rangka menyambut tahun toleransi yang dicanangkan oleh Kementerian Agama RI pada tahun 2022 Galeri ini akan menjadi cikal bakal diselenggarakannya hal yang sama di tempat lain Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Dr Imam Safe i M Pd saat mengunjungi Galeri Harmoni didampingi pejabat dan staf di LPMQ sangat bangga dan siap mendukung untuk meramaikan kunjungan ke Galeri Harmoni agar tersampaikan kepada seluruh masyarakat luas Kamis 20 1 2022 Alhamdulillah di situ ditampilkan pendapat dan sumber referensi dari berbagai agama yang berkomitmen membangun harmoni kedamaian dan persatuan Itu adalah inti moderasi agama kita tuturnya Ia mengatakan baru pertama kali melihat dimana seluruh agama tampil menjadi satu dalam sebuah pameran Dengan adanya Galeri Harmoni ini ia yakin akan muncul pameran galeri ataupun program sejenis lainnya Ini merupakan cikal bakal yang nanti pasti akan diikuti oleh yang lain lain untuk mengembangkan apa yang sudah diinisiasi katanya Menurutnya Galeri Harmoni ini akan menginspirasi lembaga lembaga lain untuk menyebarluaskan toleransi beragama melalui berbagai jenis kegiatan yang beragam Namun setidaknya sudah ada yang memulai terlebih dahulu sehingga yang lainnya tinggal meniru atau bahkan mengembangkan Bagaiamanapun Lajnah melakukan yang pertama dan ini akan banyak menginspirasi moderasi beragama khususnya yang ada di galeri harmoni itu tutupnya ATH

RESITA: TIGA UNSUR DESAIN ILUMINASI MUSHAF AL-QUR’AN

Banyak hal yang sangat menarik dalam penilaian karya peserta Lomba Nasional Iluminasi Mushaf Al Qur an yang diikuti oleh putra putri bangsa Peserta banyak yang berani mengambil langkah kreatif dalam memvisualkan ide mereka Setelah melakukan penilaian terhadap karya peserta Lomba Nasional Iluminasi Mushaf Al Qur an Senin 9 10 2020 yang diselenggarakan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an LPMQ Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama salah satu dewan juri dari desain visual Resita I Kuntjoro Jakti S Sn M Sn Pengurus Bidang Program di AIDIA Asosiasi Profesional Desain Komunikasi Visual Indonesia menyampaikan tiga unsur utama dalam desain visual agar menarik Yang pasti adalah mengenai kesesuaian konsep dan visualnya adalah orisinalitas yang menyangkut tiga hal yaitu form konten dan konteks Kalau form kita lihat dari elemen elemen yang digunakan pada konsep desain dan visualnya Bagaimana mengenai titik garis warna bentuk dan komposisi yang diterapkan jadi apakah menggunakan simetris atau asimetris dan yang lainnya ujarnya Menurutnya banyak sekali yang mencoba berani karena melakukan riset mengenai kekayaan ragam hias Nusantara Ia sangat menghargai banyaknya peserta yang mencoba mengkombinasikan elemen elemen visual dengan kekayaan ragam hias nusantara Kemudian pertimbangan tentang konteksnya Konteks ini biasanya brief yang sudah disampaikan oleh penyelenggara Nah ini ada dari beberapa peserta yang tidak mengikuti brief secara keseluruhan mungkin pemahaman mengenai brief ini harus diikuti secara saksama sehingga latar belakang dari acara yang diselenggarakan bisa tercapai jelas dosen di Universitas Bina Nusantara ini Selanjutnya adalah mengenai konten yaitu pewarnaan Hampir semua elemen visual atau prinsip desain yang diterapkan dalam desain iluminasi mushaf Al Qur an ini harapannya memang memiliki pemahaman pewarnaan Namun ia juga mewanti wanti bahwa kunci dari hasil terbaik adalah di konsep Banyak sekali yang menarik dituliskan peserta dalam konsep Itu tadi dia kuncinya adalah di konsep Karena konsep yang baik akan menghasilkan karya orisinalitas yang baik tegasnya Resita sapaan akrabnya optimis Indonesia bisa lebih dikenal lagi dalam dunia seni melalui desain iluminasi atau ragam hias Mushaf Al Qur an Harus diakui pelaksanaan kompetisi ini yang baru pertama kali dengan jumlah peserta yang sangat banyak Saya rasa ini merupakan salah satu upaya bagaimana kita bisa memajukan ragam ragam hias nasional kita supaya kita lebih bisa dikenal dan salah satu medianya adalah melalui karya kitab suci Al Qur annya Semoga karya karyanya bisa bermanfaat bagi kita semua pungkasnya Athok

40 KALIGRAFER NASIONAL MENGIKUTI WORKSHOP MENULIS AL-QUR'AN DIGITAL

Jakarta 15 05 2018 Workshop dan pelatihan menulis kaligrafi Al Quran digital 30 juz yang diselenggarakan oleh Bayt Al Quran museum Istiqlal Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an diikuti oleh 40 master kaligrafer dari berbagai daerah Peserta peserta ini merupakan hasil seleksi dari sekitar 75 kaligrafer yang mendaftar Menurut Saifuddin sebagai penanggungjawab kegiatan perlu ada seleksi peserta karena untuk menulis Al Qur an 30 juz diperlukan kaligrafi yang bagus dan sesuai dengan kaidah Dalam sambutannya Muhlis M Hanafi selaku kepala LPMQ mengatakan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan hasil terobosan TIM IT LPMQ yang diketuai oleh Zarkasyi telah berhasil mengembangkan cara menghasilkan master tulisan Al Qur an 30 juz dengan cara yang simpel dan cepat Sehingga akan membantu para master kaligrafer untuk menghasilkan karya tulisan 30 juz Berawal dari kunjungan TIM IT Mujamma Malik Fahd Madinah tahun lalu yang memperkenalkan perkembangan IT dalam dunia penerbitan Al Qur an di Mujamma Pertemuan ini kemudian menginspirasi TIM IT LPMQ dalam mengembangkan pelayanan Al Quran berbasis IT Para guru kaligrafi yang hadir kebanyakan merupakan perwakilan dari lembaga lembaga kaligrafi di Indonesia seperti LEMKA Ciputat dan Sukabumi PSKQ Kudus SYAKAL Jombang dan beberapa guru kaligrafi dari Sumatera dan Kalimantan Lanjut Muhlis melalui kegiatan ini diharapkan masing masing kaligrafer bisa menghasilkan tulisan 30 juz serta mengembangkan di tempat masing masing Untuk itu TIM IT memberikan pendampingan secara online kepada semua peserta yang hadir hingga masing masing dapat menuntaskan karyanya Di akhir sambutan Muhlis memberikan motivasi agar berkarya sebaik baiknya dan insyaallah tahun depan akan diperlombakan penulisan Al Qur an 30 juz di LPMQ Syaifuddin

img wa