Asal-usul Karya: -
Mushaf
ini memiliki ragam hias yang diambil dari berbagai budaya daerah Indonesia,
dibuat pada tahun 1991-1995. Surat Al-Fatihah, ayat 1-7 (Ummul Qur’an),
hal.1 dan 2, beriluminasi “Ragam hias Nusantara”, didesain oleh Mahmud Buchari,
A.D. Pirous dan Ahmad Noe’man.
Mushaf ini merupakan karya
putra-putra terbaik bangsa Indonesia dan ditulis dg tangan. Karena pada tanggal
15 Okotober 1991 PENULIS KALIGRAFI yang PERTAMA pada BASMALLAH SURAT AL-FATIHAH
adalah Presiden H. Muhammad Soeharto (Presiden RI saat itu)) sebagai tanda
dimulainya penulisan Mushaf Istiqlal dan SEKALIGUS MEMBUKA PAMERAN Kebudayaan
Islam tingkat Nasional yang lebih dikenal
dengan Festival Istiqlal I. Festival tersebut memamerkan khazanah Budaya
Indonesia Yang bernafaskan Islam hasil karya para seniman Muslim yang berasal
dari berbagai daerah seluruh nusantara.
Pada tanggal 23 September 1995 bertepatan dengan
Pembukaan Festival Istiqlal II,
Bapak Presiden Soeharto (waktu itu) menandatangani prasasti tanda selesainya penulisan
mushaf Istiqlal yang iluminasinya
berwajah Indonesia, untuk dipersembahkan kepada umat muslim Indonesia tepat
dengan peringatan 50 tahun kemerdekaan bangsa Indonesia.
Dan Mushaf ini juga merupakan
seni asasi yang suci dan agung karena
merupakan bentuk ekspresi estetik
seni Islam yang paling otentik dan original, sebagai salah satu manifestasi
sufistik atas pengejawantahan hukum Allah (al-Syari’ah) melalui jalan spiritual (al-Thariqah) untuk mencapai
hakikat (al-Haqiqoh).
Pembuatan Mushaf ini melibatkan tim
Khusus yang keanggotaannya terdiri dari para ahli kaligrafi, ahli seni rupa,
ulama ahli Al-Qur’an, serta budayawan. Mushaf ini juga ditashih oleh Lajnah
Pentashih Mushaf Al-Qur’an DEPAG RI.
Sumber
inspirasi desain
pada iluminasi mushaf Istiqlal berasal dari 2 jenis: Pertama, Bentuk floramorfis (artinya tumbuh2an dan bunga) yang diabstraksi sebagai visualisasi
simbolis atas makna ayat Al-Qur’an sebagaimana tertulis dalam surah Ibrahim
ayat 24-25 yang artinya:
“Tidakkah kau lihat,
bagaimana Allah membuat perumpamaan? Kata yang baik seperti pohon yang baik,
akarnya tertanam kokoh dan cabangnya (menjulang) ke langit. Menghasilkan
buahnya setiap waktu, dengan izin Tuhannya. Dan Allah memberikan
perumpamaan-perumpamaan kepada manusia supaya mereka ingat”.
Ayat ini bermakna simbolis agar manusia selalu mengingat (dzikir) dan tunduk (taqwa) kepada Allah SWT.
Kedua, iluminasinya dari khasanah ragam hias yang menggambarkan
corak kebudayaan seluruh
nusantara dari Sabang sampai Merauke yang terdapat pada arsitektur rumah adat, tekstil, batik, perabot rumah tangga, perhiasan,
tosan aji dan lain-lain. Sehingga Mushaf Al-Qur’an Istiqlal dapat
menjadi ungkapan baru tradisi seni suci Islam sekaligus sebagai gambaran umat Islam Indonesia yang menyatu dan damai dalam
kemajemukan etnis dan suku bangsa demikian banyak.
Gambar
cahaya (sinar memancar) yang terdapat pada hampir setiap halaman diangkat
secara simbolis dari Q.S. An Nur: 35 tentang cahaya Allah SWT, yang memberi
sinaran (ajaran, petunjuk, dan perintah) kepada manusia sebagai khalifah di
bumi.
Begitu pula tentang
pemakaian warna emas, merupakan simbol transendental
(segala sesuatu yang bersifat Ilahiah) terhadap keagungan Allah SWT, karena
warna emas adalah satu-satunya warna yang paling sejati yang tidak dimiliki
oleh benda lain kecuali emas itu sendiri.
Kode koleksi: BQMI.1.1.29
Letak koleksi: Bayt Alqur'an