Manuskrip Mushaf Al-Qur'an, dari Kesultanan Bima, Nusa Tenggara Barat. Terdapat iluminasi pada bagian awal, tengah dan akhir mushaf dengan warna emas, merah, hijau, biru dan kuning. Mushaf di hias dengan iluminasi yang sangat indah berwarna emas, merah, hijau, biru dan kuning. Terdapat di halaman awal, tengah dan akhir mushaf. Berdasarkan iluminasinya, mushaf ini diperkirakan berasal dari Terengganu, Malaysia. Mushaf masih lengkap 30 juz, total 598 halaman, ukuran mushaf 35 x 22 cm, ditulis di atas kertas Eropa dengan countermark tertera “John Hayes 1815”.
Mushaf ini wakaf dari Hj. Siti Maryam Rakhmat Shalahuddin, puteri ke-7 Sultan Bima, dan merupakan salah satu peninggalan Sultan Bima terakhir, yaitu Sultan Muhammad Shalahuddin yang dikenal sebagai seorang ulama dan ahli dalam ilmu Al-Qur'an. Al-Qur'an ini dalam bahasa Bima disebut dengan nama “La Lino”, dipakai oleh Sultan sejak awal belajar membaca Al-Qur'an.
The La Lino Mushaf, 19th Century, Bima, West Nusa Tenggara
Quranic manuscript (handwritten mushaf) of the Bima Sultanate. There are illuminations at the beginning, the middle, and the end of the manuscript, composed of a combination of gold, red, green, blue, and yellow colors. Based on the illuminations, the manuscript is thought to originate from Terengganu, Malaysia. It’s complete 30 juz, sized 35 x 22 cm, and has 598 pages. Written on European paper with the countermark “John Hayes 1815”.
The manuscript is a waqf of Hj. Siti Maryam Rakhmat Shalahuddin, the 7th daughter of Sultan Bima, Sultan Muhammad Shalahuddin, who was also known as a scholar in Quranic Studies. This manuscript in Bima language is called “La Lino”. It was used by the Sultan since he began to learn reading the Quran.